Jumat, 11 September 2020

Apa Itu Sosiologi?

Apa itu Sosiologi? Halo guys, aku Dandy. aku merupakan salah satu mentor di IntipKuliah, aku bergabung selaku mentor jurusan Sosiologi dan Antropologi. Sebelum berlanjut ke materi kalian pasti sudah tidak gila lagi kan dengan IntipKuliah sendiri? Yaps betul, IntipKuliah adalah salah satu media yang bermaksud menunjukkan informasi terhadap para mahasiswa dan calon mahasiswa nih. Bisa berbentuksharing pengalaman kuliah dan mengembangkan ilmu, sehingga temen-temen yang ingin kuliah bisa lebih mendapat citra terlebih dahulu di jurusan yang ingin diimpikan. Bagi sobat-teman yang hendak bertanya atau diskusi mampu komen di bawah postingan ini. Kalau sempat saya balas ya, jawabannya akan masuk ke email kalian kok, pastikan kalian baca sampe beres dahulu postingan ini sebelum bertanya.


Nah kali ini aku mau jelasin ihwal Apa Itu Sosiologi?


Pernahkan kalian berpikir apa sosiologi itu ? Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari wacana perilaku sosial antara individu dengan individu, individu dengan kolompok, dan golongan dengan golongan. Manusia yang kita tahu selaku makhluk sosial tidak pernah jauh dengan yang namanya hubungan sosial, alasannya bagaimanapun kekerabatan tersebut memengaruhi perilaku orang-orang dan manusia tidak bisa hidup sendiri, untuk itulah insan tidak pernah lepas dari orang lain. Sebagai bidang studi, cakupan sosiologi sangatlah luas. Sosiologi juga menyaksikan dan memperhatikan bagaimana orang menghipnotis kita, bagaimana institusi sosial utama, mirip pemerintah, agama, dan ekonomi memengaruhi kita, serta bagaimana kita sendiri memengaruhi orang lain, kolompok, bahkan organisasi.


Bagi kalian yang ingin mendapatkan gosip jurusan dan masuk perguruan tinggi follow Instagram @intipkuliah. Akan ada live lebih dari 60 jurusan per bulan. Klik Disini


Sosiologi itu berasal dari kata Socious yang artinya mitra dan Logos yang artinya ilmu wawasan. Pernyataan ini pertama kali dinyatakan di dalam buku yang berjudul “Cours De Philosophie Positive” karangan August Comte (1798-1857), August Comte kini dikenal selaku Bapak Sosiologi. Sehingga kebanyakan Sosiologi dikenal dengan ilmu yang mempelajari masyarakat.


Menurut Anthony Giddens, sosiologi yaitu study wacana kehidupan sosial yang mempelajari manusia, grup, dan masyarakat. Dan menurut Soerjono Soekanto yang kita kenal dengan sebutan Bapak Sosiologi Indonesia mengungkapkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada sisi-sisi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berupaya untuk menerima contoh-teladan umum kehidupan masyarakat.


Nah, jadi sudah paham kan perihal definisi sosiologi sendiri? Intinya Sosiologi itu ilmu yang mempelajari penduduk secara biasa .


Manfaat dari mempelajari Sosiologi?


Dengan mempelajari sosiologi, kita akan dapat memahami ihwal apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap baik di masyarakat. Tapi itu bukan berarti sosiologi mempelajari soal adat dan bagaimana menjadi penduduk yang bagus. Dengan mempelajari sosiologi maka seseorang akan mampu mengetahui mengapa fenomena sosial terjadi di masyarakat. Bahkan, akan lebih baik jikalau orang itu telah memahami bagaiman fenomena atau permasalahan sosial yang harus terselesaikan,


Ada hal yang perlu diamati dalam mempelajari sosiologi, yakni dikala kita sedang mengamati dan menganggap fenomena sosial yang terjadi maka kita perlu melepas semua norma yang ada dalam diri kita, agar tidak menatap fenomena tertentu secara bias. Bias yang dimaksud yakni benturan yang terjadi antara norma yang beliau miliki dalam dirinya dengan norma yang ia amati dari luar.


Dalam mempelajari penduduk , sungguh penting biar kita menghindari pandangan yang bias. Alasannya yaitu persepsi yang bias justru akan menjauhkan kita dari pemahaman yang objektif wacana sebuah penduduk . Pembahasan ini bekerjasama dengan salah satu sifat Sosiologi yang kita pelajari, ialah non-etis. Seperti yang telah kita ketahui, perilaku non-etis mempunyai arti menatap dan mengetahui fenomena sosial tanpa memperlihatkan penilaian baik atau jelek maupun benar atau salah. Tujuan akhir dari bersikap non-etis adalah mengerti masyarakat secara objektif atau tanpa bias, sehingga kita dengan sebaik mungkin mampu memahami mengapa sebuah fenomena sosial terjadi.


Point penting yang dapat ditarik kesimpulan adalah bahwa jika menjadi seorang sosiolog maka dilarang menganggap baik atau buruk wacana fenomena sosial yang terjadi.


Teori-teori dalam Sosiologi dihasilkan dari pengumpulan fakta dan terus diuji secara ilmiah. Contohnya ialah observasi aku yang berjudul “Masa Pandemi dan Ujian Literasi”. Nah itu saya perlu mengumpulkan data – data cobaan literasi seperti apa yang terjadi di masa pandemic seperti ini, yang menjadi focus observasi saya adalah beredarnya hoax dimana-mana yang dapat menimnulkan kewas-wasan pada penduduk . Tentu hal itu sangat besar lengan berkuasa pada sistem imun penduduk . Maka perlu adanya observasi, lalu ditemukanlah solusinya yang mampu dipraktekkan dan dipahami oleh masyarakat.


Tapi, penelitian yang dilakukan kini dan era depan bisa saja berlainan loh, misalnya kesimpulan yang akan di mampu. Kenapa bisa berlawanan? Ya alasannya keadaan penduduk itu bersifat dinamis atau bergerak, sehingga mampu berubah-ubah sesuai pertumbuhan zaman.


Sosiologi dan Norma Masyarakat


Norma yaitu suatu janji konsensus perihal hal yang dianggap baik atau jelek dalam masyarakat. Walau “disepakati”, bukan berarti bahwa norma ialah sebuah kebenaran yang bersifat mutlak, ya.


Norma yang berlaku di setiap tempat berbeda – beda, hal ini sudah aku alamin sendiri. Di daerah saya sendiri dan di daerah aku kuliah berlawanan provinsi, salah satu misalnya ialah dikala makan. Di kawasan saya pada sendiri khususnya makan tidak dihabiskan itu yakni hal yang lumrah, bisa saja karna sudah kenyang atau tidak sesuai dengan lauknya. Namun, di kawasan saya berkuliah itu merupakan suatu tindakan yang kurang benar, kata teman aku itu bisa dianggap tidak menghargai, kalau mau makan sebisa mungkin mesti dihabiskan dan mengamati keadaan yang tepat.


Apa yang bisa kita simpulkan dari contoh tadi? Norma ialah suatu konstruksi sosial, artinya ia dibangun menurut komitmen setiap penduduk di daerah setempat. Kemudian, norma tidak bersifat diktatorial, melainkan kontekstual. Hal ini bermakna keberlakuan norma di setiap penduduk akan berbeda, sehingga ketentuan apa yang dianggap baik maupun buruk di setiap penduduk juga akan berlainan.


Perspektif Sosiologi


Dalam kajian sosiologi, manusia yaitu bahasan utama yang selalu disinggung. Untuk itulah perlu adanya landasan teori dalam mengamati dan memahami insan yang bersifat kompleks atau dinamis. Setidaknya ada tiga teori utama yang dapat dijadikan sebagai perspektif sosiologi, adalah ada teori pertentangan, teori structural fungsional, dan teori interaksionisme simbolik.


Tiga perspektif yang disebutkan tadi itu yang paling sangat berpengaruh pada kajian fenomena sosial yang terjadi, berikut klarifikasi dari masing – masing teori tersebut.




  1. Teori Konflik




Teori ini dicetuskan pertama kali oleh Karl Mark. Teori ini menilai adanya konflik kelas – kelas sosial dalam hidup penduduk . Kelas sosial tersebut terbagi dalam dua kelas, ialah kaum borjuis dan kaum proletar. Menurut mark, apapun yang dilaksanakan oleh kaum borjuis, maka kaum proletar mau tidak mau mesti menuruti kemauan kaum borjuis. Kaum borjuis itu kaum yang mempunyai harta dan kekuasaan, sedangkan kaum proletar yakni cuma masyarakat biasa yang diperkerjakan oleh kaum borjuis. Tentu saja ini mengakibatkan adanya pertentangan kelas sosial.




  1. Teori Struktural Fungsional




Teori ini dicetuskan pertama kali oleh Emile Durkheim. Teori struktural fungsional banyak mensugesti pertumbuhan teori sosiologi sampai kini. Pusat kemajuan teori sosial sendiri yakni di Amerika Serikat. Negara ini sekaligus menjadi daerah runtuhnya teori struktural fungsional itu sendiri, yang terkenal pada dekade 1930 an sampai 1960-an. Yang dimaksud teori ini adalah bahwa dalam sistem masyarakat itu terdapat suatu tata cara yang teratur dan antara satu dengan yang lainnya saling berhubungan. Jika ada kendala pada satu unsur, maka ini akan berpengaruh pada kelancaran bagian yang lain. Misalnya dalam sekolah, ada beberapa unsur seperti kelas, pengajar, dan pendidik. Nah, kalau salah satunya tidak ada, maka ini tidak bisa disebut dengan pembelajaran, dan kalopun tetap berlangsung maka tidak akan lancer mirip biasanya.




  1. Teori Interaksionisme Simbolik




Teori interaksionisme simbolik mulai dikembangkan oleh Mead di tahun 1920 – 1930 an. Kala itu, Mead ialah seorang professor filsafat di Universitas Chicago. Sebagai seorang professor, beliau banyak mengungkapkan ide-gagasannya perihal interaksionisme simbolik kepada para mahasiswanya ketika mengajar.


Para mahasiswa Mead yang lalu banyak melakukan interpretasi dan mengembangkan teori ini. Herbert Blumer, sebagai salah satu mahasiswanya, yakni sosok yang menciptakan ungkapan “interaksi simbolik” pada tahun (1937). Ia pula yang kemudian mempopulerkannya di golongan komunitas akademis (Mulyana, 2001 : 68). Maksud dari teori ini adalah bahwa interaksi yang terjadi di dalam penduduk bisa juga dalam bentuk simbol – simbol yang mempunyai arti dan sudah disepakati oleh kedua belah pihak sehingga dapat dimengerti.


Lihat vlog dari ribuan mahasiswa di seluruh Indonesia di Youtube Intip Kuliah. Klik Disini


Jenjang Karir Sosiologi gimana?


Selama berkuliah, orang-orang yang lulus dari jurusan Sosiologi gak hanya mencar ilmu teori, salah satu hal lain yang juga dipelajari secara mendalam adalah sistem penelitian. Berbagai sistem observasi kuantitatif maupun kualitatif dipelajari untuk digunakan dalam aneka macam macam penelitian sosial di dalam masyarakat. Makara, aneka macam jenis pekerjaan yang bekerjasama dengan observasi sangat cocok untuk lulusan jurusan Sosiologi ini.


Salah satu harapan pekerjaan yang cocok untuk dimiliki seorang lulusan jurusan Sosiologi  adalah market researcher. Seorang market researcher bertugas dalam mengumpulkan dan menganalisis data perihal pasar sesuai dengan keperluan klien, klien yang dimaksud bisa saja bergerak di bidang bisnis maupun politik. Misalnya ada perusahaan kuliner yang ingin menjualnya di suatu tempat, maka seorang market researcher lah yang hendak melaksanakan riset apalah produk kudapan tersebut dapat mempesona pembeli tidak jika dijual di kawasan tersebut.


Contoh-pola pekerjaan dari yang dapat dijalankan oleh lulusan jurusan Sosiologi selengkapnya mampu dibaca di postingan aku yang pertama. Sosiologi ini ialah advantage lo banget dalam dunia kerja, utamanya di era data driven society seperti ketika ini di mana berbagai keputusan diambil dengan mengacu pada data – data penting.


Gimana guys? Sudah lebih jauh kan pengetahuan kalian tentang sosiologi?


Saya  ingatkan lagi juga, bahwa Sosiologi adalah sebuah ilmu wawasan. Dan sebagai sebuah ilmu pengetahuan, pastinya dia mempunyai tugas dalam membentuk kerangka berpikir individu serta kalangan. Sosiologi bisa menjadi hal yang penting banget dalam hal ini. Misalnya nih, norma wacana dominan dan minoritas dalam penduduk gak ada, dan semua individu dilihat secara rata, tanpa ada kuantifikasi identitas, kira-kira apa yang hendak terjadi? Ini bisa kau telaah melalui Sosiologi.


Gitu deh, guys. Sekian dahulu tulisan saya  tentang Sosiologi. Semoga tulisan ini berfaedah untuk  para pembaca sekalian,.. kalo ada yang ingin ditanyakan, mampu berlanjut dikomentar ya, see you.. Baca juga pengalaman saya kuliah di


Kode Konten: Q118



Sumber we.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)