Pasti banyak anggapan miring kuliah di ilmu perpustakaan itu nggak laris bnget, bosenin dan hanya nata buku sama jaga perpus aja harus kuliah. Pandangan itu udah nempel banget di luar kepala, terlebih bawah umur sekolah yang punya syok di uber sama penjaga perpus sebab minjem buku tetapi diilangi. Lagi-lagi pikiran pustakawan itu ga ada periode depannya, punah gtu deh. Zaman kini kan telah mudah di google aja bertebaran gosip tinggal klik, copy paste langsung jadi. Eh bentar? Yakin tuh sumber yang kau cari sudah benar?
Sederet pertanyaan yang sering saya jumpai denger mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan semisal nih “alah nanti kau bakal jadi pustakawan yg kursi kyk raja, kacamata tebel, paras galak, judes, hobbi marah klo bukunya di berantakin. Sik sebentar, kamu pernah nemu quest sakjose ini menjadi motivasi saya lur “Google can bring you back 100.00 answer a librarian can bring you back the right one” (Neil Gaiman)
Pustakawan itu keren!
Pustakawan dituntut buat up date semua informasi. Pustakawan penjaga peradaban sekaligus ilmu pengetahuan. Pustakawan itu mata air ilmu wawasan. Tanpa perpustakaan dapet dipastikan tidak ada peradaban dan kemajuan. Apalagi ini telah memasuki periode 5.0 masa milineal bos. Semua teknologi itu juga nggak lepas dari tugas perpustakaan, alasannya adalah udh nyimpan ilmu para ilmuan. sampai karenanya di korelasikan sama zaman dan terjadilah teknologi yang keren kini.
Kata dosen saya “ilmunya orang dulu itu lebih tajam dari orang kini soalnya semua tindakan dilandasi sama ilmu kebatinan dan pastinya perpustakaan itu menyimpan semua teks-teks sejarah, dokumen penting dan beberapa produk masa lampau disimpan rapi di perpustakaan.
Dan di perpustakaan itu nyimpan file yang valid dan mampu di pertanggungjawabkan. generasi milineal yang cerdas harusnya mampu menentukan sumber yang benar, nggak cuma COPY PASTE asal terus membuatpemahaman baru tanpa rasa tanggung jawab. Dalam padangan saya, menjadi pustakawan justru merupakan sebuah “Profesi Terhormat”. Menjadi seorang pustakawan memiliki arti, kita harus siap melayani banyak orang. Melayani kebutuhan isu para pemustaka, melayani dgn senyuman dan tentunya melayani dgn keikhlasan. Energi hati yg ikhlas menyulut kegiatan faktual yg berguna diri kita dan orng lain.
Perpustakaan yang bertahan ialah perpustakaan yang akan berguru dan beradaptasi dgn pergeseran zaman. Baca juga pengalaman kuliah saya di Ilmu Perpustakaan UNS. Klik disini
Salam Dariku,
Teman Curhatmu,.
Kode Konten: Q119
Sumber we.com
EmoticonEmoticon