Minggu, 09 Februari 2020

Pengertian Pancasila Sebagai Etika

Pengertian Etika


Di zaman modern ini dalam setiap aspek seluruh kehidupan dituntut untuk setiap orang agar memiliki etika yang baik dan sopan. Apa yang dimaksud dengan etika?


Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupa¬kan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghin-dari hal-hal tindakan yang buruk.Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.           (“Definisi Etika”,2010)


Etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.”(Simorangkir dalam “Pengertian Etika”,No Date)


Etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.”(Salam Dalam “Pengertian Etika”,No Date).




Macam – Macam Aliran Etika





  • Teologi


Teleologi berasal dari akar kata Yunani telos, yang berarti akhir, tujuan, maksud, dan logosperkataan. Teleologi adalah ajaran yang menerangkan segala sesuatu dan segala kejadian menuju pada tujuan tertentu. Istilah teleologi dikemukakan oleh Christian Wolff, seorang filsuf Jerman abad ke-18. Teleologi merupakan sebuah studi tentang gejala-gejala yang memperlihatkan keteraturan, rancangan, tujuan, akhir, maksud, kecenderungan, sasaran, arah, dan bagaimana hal-hal ini dicapai dalam suatu proses perkembangan. Dalam arti umum, teleologi merupakan sebuah studi filosofis mengenai bukti perencanaan, fungsi, atau tujuan di alam maupun dalam sejarah. Dalam bidang lain, teleologi merupakan ajaran filosofis-religius tentang eksistensi tujuan dan “kebijaksanaan” objektif di luar manusia.





  • Deontologi


Istilah deontologi berasal dari kata  Yunani ‘deon’ yang berarti kewajiban.Yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban.Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting.





  • Hak


Teori Hak merupakan suatu aspek  dari teori deontologi, karena berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi  baik buruknya  suatu perbuatan atau perilaku.





  • Keutamaan


Etika ini tidak mempersoalkan akibat suatu tindakan, tidak juga mendasarkan pada penilaian moral pada kewajiban terhadap hukum moral universal, tetapi pada pengembangan karakter moral pada diri setiap orang.Orang tidak hanya melakukan tindakan yang baik,melainkan menjadi orang yang baik.Karakter moral ini dibangun dengan cara meneladani perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan oleh para tokoh besar. (“Pengertian & Contoh dari Etika Teleologi, Deontologi, Teori Hak, Teori Keutamaan”,2011)




Pancasila Pengertian


Secara etimologis “pancasila “bersal dari bahasa india, yakni bahasa Sanskerta, bahasa kasta Brahmana, sedangkan bahasa rakyat ialah Prakerta,Menurut muhammad Yamin di dalam bahasa Sanskerta perkataan pancasila ada dua macam arti: Panca = lima , syila = dengan huruf i biasa artinya “ batu sendi” atau dasar. Dan Syiila , dengan huruf i panjang artinya peraturan tingkah laku yang penting , dan kata syiila ini di dalam bahasa Indonesia menjadi susila “ tingkah laku yang baik”Dengan uraian di atas maka perkataan pancasila dengan huruf i besar berarti “ berarti batu sendi yang lima” sedangkan “panca syiil dengan huruf i dua berarti lima aturan tingkah laku yang penting.


Secara historis istilah “pancasila” mula – mula dipergunakan oleh masyarakat india yang memeluk agama budha, pancasila berarti lima aturan atau “five moral principles” yang harus ditaati dan dianut biasa (awam) Agama Budha yang dalam bahasa aslinya yaitu bahasa pali “panca- sila” yang berisi lima larangan yang bunyinya menurut kamus enclyclopaedia atau kamus Buddhiesme adalah sebagai berikut;



  1. Panatipa veramani sikkhapadam samadiyami; artinya ; jangan menyabut nyawa setiap yang hidup/ dilarang membunuh.

  2. Adinnadana veramani sikkhapadam samadiyami , artinya ; jangan mengambil barang yang tidak dierikan; dilarang mencuri.

  3. Kemshu micchacara varemani sikkhapadam samadiyami, artinya; jangan berhubungan kelamin yang ditak sah dengan perempuan ; dilarang berzinah.

  4. Musawada varemani sikkhapadam samadiyami, artinya; jangan berkata palsu ; dilarang berdusta.

  5. Sura-meraya- majja- pamadatthana varemani sikkhapadam samadiyami, artinya ; janganlah minum yang menghilangkan pikiran.





Sila-Sila Dalam Pancasila



  1. Ketuhanan yang maha Esa

  2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

  3. Persatuan indonseia

  4. Kerakyatan yang dipimpim oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan

  5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.





Hubungan Antara Etika dan Pancasila






  • Etika Pancasila




Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.


Suatu perbuatan dikatakan baik bukan hanya apabila tidak bertentangan dengan nilai-nilai dalam Pancasila, namun juga sesuai dan mempertinggi nilai-nilai Pancasila tersebut.


Menilik nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, maka Pancasila dapat menjadi sistem etika yang sangat kuat, nilai-nilai yang ada tidak hanya bersifat mendasar, namun juga realistis dan aplikatif.


Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai ideal yang sudah ada dalam cita-cita bangsa Indonesia yang harus diwujudkan dalam realitas kehidupan. Nilai-nilai tersebut dalam istilah Notonagoro merupakan nilai yang bersifat abstrak umum dan universal, yaitu nilai yang melingkupi realitas kemanusiaan di manapun, kapanpun dan merupakan dasar bagi setiap tindakan dan munculnya nilai-nilai yang lain.






  • Hakikat Etika Pancasila



  • Rumusan pancasila yang otentik dimuat dalam pembukaan UUD1945 alenea

  • Dalam penjelasan UUD 1945 yang disusun oleh PPKI ditegaskan bahwa pokok-pokok  pikiran yang termuat dalam pembukaan ada empat yaitu: (persatuan, keadilan, kerakyatan dan ketuhanan menurut kemanusiaan yang adil dan beradab), dijabarkan kedalam pancasila pasal-pasal batang tubuh UUD 1945.

  • Menurut tap MPRS NO.XX/MPRS/1966 dikatakan bahwa pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum.

  • Sebagai sumber segala sumber, pancasila merupakan satu-satunya sumber nilai yang berlaku ditanah air.

  • Dari satu sumber tersebut diharapkan mengalir dan memancar nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, kerakyatan dan keadilan yang menjiwai setiap kebijakan yang dibuat oleh penguasa.

  • Hakikat pancasila pada dasarnya merupakan satu sila yaitu gotong royong atau cinta kasih dimana sila tersebut melekat pada setiap insan, maka nilai-nilai pancasila identik dengan kodrat manusia.

  • Oleh sebab itu penyelenggaraan negara yang dilakukan oleh pemerintah tidak boleh bertentangan dengan harkat dan martabat manusia, terutama manusia yang tinggal diwilayah Nusantara.





Contoh Realitas Dalam Pancasila



  • Nilai ketuhanan akan menghasilkan nilai spiritualitas, ketaatan, dan toleransi.

  • Nilai kemanusiaan, menghasilkan nilai kesusilaan, tolong menolong, penghargaan, penghormatan, kerjasama, dan lain-lain.

  • Nilai persatuan menghasilkan nilai cinta tanah air, pengorbanan dll.

  • Nilai kerakyatan menghasilkan nilai menghargai perbedaan, kesetaraan, dll.

  • Nilai keadilan menghasilkan nilai kepedulian, kesejajaran ekonomi, kemajuan bersama dll




Pancasila Sebagai Solusi Persoalan Bangsa dan Negara



  • Moralitas memegang kunci sangat penting dalam mengatasi krisis. Kalau krisis moral sebagai hulu dari semua masalah, maka melalui moralitas pula krisis dapat diatasi.

  • Moralitas individu lebih merupakan kesadaran tentang prinsip baik yang bersifat ke dalam, tertanam dalam diri manusia yang akan mempengaruhi cara berpikir dan bertindak.

  • Moralitas individu ini terakumulasi menjadi moralitas sosial, sehingga akan tampak perbedaan antara masyarakat yang bermoral tinggi dan rendah.

  • Istilah moralitas mondial adalah moralitas yang bersifat universal yang berlaku di manapun dan kapanpun, moralitas yang terkait dengan keadilan, kemanusiaan, kemerdekaan, dan sebagainya.





Makna Pancasila Sebagai Sistem Etika dan Karakter Bangsa


Etika Pancasila merupakan etika yang berdasarkan penilaian baik serta buruk terhadap nilai-nilai Pancasila, yakni nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan juga nilai keadilan. Suatu perbuatan dikatakan baik hanya jika tidak bertentanan dengan nilai-nilai Pancasila tersebut. Nilai-nilai Pancasila sebagai kristalisasi nilai yang hidup dalam realitas sosial, keagamaan, ataupun adat kebudayaan bangsa Indonesia, akan tetapi sebenarnya juga nilai-nilai yang bersifat universal bisa diterima oleh siapa pun juga kapan pun. Etika Pancasila memiliki nilai-nilai yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia.


√ Pengertian Pancasila Sebagai Etika : Makna, Aktualisasi Dan Pengamalannya






  1. Nilai Ketuhanan




Secara hierarkis, nilai ini dapat dikatakan sebagai nilai yang tertinggisebab menyangkut nilai yang bersifat mutlak. Seluruh nilai kebaikan timbul dari nilai ini (nilai ketuhanan). Suatu perbuatan akan dikatakan baik jika tidak bertentangan dengan nilai, kaidah, serta hukum Tuhan. Dari nilai ketuhanan ini dapat menghasilkan nilai spiritualitas, ketaatan, dan juga






  1. Nilai Kemanusiaan




Suatu perbuatan dikatakan baik jika sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Prinsip pokok dalam nilai kemanusiaan Pancasila ialah keadilan dan keadaban. Keadilan mensyaratkan keseimbangan, antara lahir & batin, jasmani & rohani, individu & sosial, makhluk bebas mandiri & makhluk Tuhan yang terikat dengan hukum-hukum Keadaban mengisyaratkan keunggulan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya seperti hewan, tumbuhan, dan benda tak hidup. Dari nilai kemanusiaan ini dapat menghasilkan nilai kesusilaan contohnya tolong menolong, penghargaan, penghormatan, kerja sama, dan sebagainya.






  1. Nilai Persatuan




Suatu perbuatan dikatakan baik jika bisa memperkuat persatuan serta Sikap egois ingin menang sendiri sebagai perbuatan yang tidak baik, begitupun sikap yang memecah belah persatuan. Sangat mungkin seseorang seakan-akan mendasarkan perbuatannya atas nama agama (sila ke-1), tetapi jika perbuatan tersebut bisa memecah persatuan serta kesatuan maka menurut pandangan etika Pancasila bukan perbuatan baik. Dari nilai persatuan dapat menghasilkan nilai cinta tanah air, pengorbanan, dan sebaginya.






  1. Nilai Kerakyatan




Dalam kaitan nilai kerakyatan ini, terdapat nilai lain yang sangat penting, yakni nilai hikmat / kebijaksanaan dan permusyawaratan. Dengan mencari kebaikan, pandangan minoritas belum tentu kalah dari pandangan mayoritas. contohnya pada peristiwa penghapusan tujuh kata didalam sila pertama Piagam Jakarta.


Sebagian besar dari anggota PPKI menyetujui tujuh kata tersebut, tetapi memerhatikan kelompok yang sedikit (wilayah Timur) yang secara argumentatif serta realistis dapat diterima, oleh karena itu pandangan minoritas ‘dimenangkan’ atas pandangan mayoritas. Dengan ini, perbuatan belum tentu baik jika disetujui/bermanfaat untuk orang banyak, tetapi perbuatan itu baik apabila dengan musyawarah yang didasarkan pada konsep hikmah atau kebijaksanaan. Dari nilai kerakyatan bisa menghasilkan nilai menghargai perbedaan, kesetaraan, dan






  1. Nilai Keadila




jika dalam sila kedua disebutkan kata adil, maka kata tersebut dilihat dari konteks manusia selaku individu. Adapun nilai keadilan di sila kelima lebih diarahkan pada konteks sosial. Suatu perbutan dikatakan baik jika sesuai dengan prinsip keadilan masyarakat banyak. Dikembangkannya sikap adil terhadap sesama, agar menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain. Dari nilai keadilan bisa menghasilkan nilai kepedulian, kesejajaran ekonomi, kemajuan bersama, dan sebagainya.




Aktualisasi Pancasila Sebagai Etika dalam Kehidupan Bernegara


Etika berkaitan dengan norma moral, yakni norma yang mengukur betul/salahnya tindakan manusia. Pertama,Etika Sosial dan Budaya bertolak dari rasa kemanusiaan yang mendalam dengan menampilkan kembali sikap yang jujur, saling menghargai, saling peduli, saling memahami, saling mencintai, dan saling menolong di antara warga bangsa. Searah dengan hal itu, perlu menumbuhkembangkan kembali budaya malu, yaitu malu berbuat kesalahan serta semua yang bertentangan dengan moral agama dan juga nilai-nilai luhur budaya bangsa. Selain itu perlu ditumbuhkembangkan kembali budaya keteladanan yang diwujudkan dalam perilaku para pemimpin, baik formal ataupun informal disetiap lapisan masyarakat.


Kedua, Etika Politik dan Pemerintahan ditunjukkan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, efisien, serta efektif untuk menumbuhkan suasana politik demokratis yang bericirikn keterbukaan, rasa tanggungjawab, menghargai perbedaan, jujur dalam persaingan, tanggap akan aspirasi rakyat,  kesediaan menerima pendapat yang lebih benar, serta menjunjung tinggi hak asasi manusia serta keseimbangan hak dan kewajiban dalam kehidupan berbangsa.


Ketiga, Etika Ekonomi dan Bisnis ditunjukkan supaya prinsip perilaku ekonomi dan bisnis, baik oleh perorangan, institusi, ataupun pengambil keputusan dibidang ekonomi bisa melahirkan kondisi dan realitas ekonomi yang bercirikan persaingan yang jujur, berkeadilan, mendorong berkembangnya etos kerja ekonomi, daya tahan ekonomi dan juga kemampuan saing, serta terciptanya suasana kondusif dalam pemberdayaan ekonomi yang berpihakpada rakyat kecil dengan kebijakan yang berkesinambugan.


Keempat, Etika Penegakan Hukum yang Berkeadilan ditunjukkan untuk menumbuhkan kesadaran tertib sosial, ketenangan, serta keteraturan hidup bersama hanya bisa diwujudkan dengan ketaatan pada hukum serta peraturan tentang keadilan.


Kelima, Etika Keilmuan ditunjukkan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, ilmu pengetahuan serta teknologi supaya warga bangsa dapat menjaga harkat dan martabatnya, berpihak kepada kebenaran untuk mencapai kemaslahatan serta kemajuan sesuai dengan nilai-nilai agama dan juga budaya.


Keenam, Etika Lingkungan menegaskan pentingnya kesadaran menghargai, melestarikan lingkungan hidup, penataan tata ruang secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.




Pengamalan Nilai-nilai Pancasila Dalam Beretika di Kehidupan Sehari-hari


Bentuk pengamalan Pancasila yakni Pengamalan Pancasila dalam rangka menghargai perbedaan. Dapat menyatukan seluruh bangsa Indonesia dari berbagai perbedaan yang ada.  Pengamalan Pancasila dalam wujud sikap toleransi, Baik golongan mayoritas atau minoritas, yang kuat atau yang lemah, yang kaya atau yang miskin, mempunyai hak yang sama sebagai warga negara Indonesia. Tidak boleh ada satupun pihak yang memaksakan kehendaknya.


Kita bisa mulai dari hal-hal kecil dalam keluarga, seperti melakukan musyawarah keluarga. Setiap keluarga pasti memiliki masalah. Masalah keluarga akan terselesaikan dengan musyawarah. Kita bisa menyatukan pendapat dan menghargai perbedaan dalam keluarga.


Dilingkungan kampus kita harus membiasakan bermusyawarah. Karena teman-teman kita berbeda-beda. Hal ini bisa mempererat semangat kebersamaan. Tanpa musyawarah, perbedaan tidak akan ada ujungnya, tetapi akan menimbulkan bertentangan.




demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.id mengenai Pengertian Pancasila Sebagai Etika : Pengertian, Macam, Sila, Hubungan Antara, Contoh Realitas, Solusi, Makna, Aktualisasi, dan Pengamalan, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.



Sumber jk.com


EmoticonEmoticon