Selasa, 24 Maret 2020

anibarstudio.blogspot.com - Selamat malam kawan, selamat beristirahat, bagi kalian yang telah seharian melakukan pekerjaan maka ketika malam hari datang, itulah dikala yang sebaiknya kita pakai untuk memasukan kembali enegri kedalam diri kita untuk menghadapi hari esok dengan aktifitas yang tidak kalah padatnya, menanti mata saya mengantuk aku cuma ingin kembali me-refresh otak kita dan cara berfikir kita perihal kalimat aturan apa yang kamu gunakan?. Terbersit dari banyaknya kejadian yang menciptakan saya menggeleng-gelengkan kepala ialah ihwal banyaknya fenomena yang terjadi disekitar kita dalam kehidupan bermasyarakat, adanya aturan telah niscaya berlaku untuk setiap individu manusia yang mana dengan adanya aturan ini untuk kita mampu saling menghalangi dan mengetahui ihwal arti dari sebuah simbol kemanusiaan, intinya aturan adalah suatu logika yang harus kita fahami kalau kita melanggar ketentuan tersebut akan diberikan bimbang karna kita sudah melaksanakan sebuah kesalahan, itu-pun didasari dengan prosess yang sungguh panjang dan nalar yang sangat mahir untuk memvonis hal tersebut apakah perlu diadakanya sebuah eksekusi atau tidak. Semua aturan perihal yang bagus dan yang jelek telah Tuhan tanamkan dalam system pedoman kita sehingga kita sudah mampu memvonis sendiri dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, aturan itupun dikuatkan dengan firman-firman ilahi yang tertulis dalam semua kitab yang Tuhan turunkan ke-muka bumi ini bahkan bukan cuma kitab yang menjadi buku panduan namun Tuhanpun mencontohkannya dengan mendelegasikan banyak sekali delegasi-utusa-Nya untuk memperaktekan bagaimana cara menggunakanya dengan lebih rincian. Sahabatku semuanya Yang akan aku singgung disini yakni perihal bagaimana sebuah aturan itu diputuskan, saya bukan ahli hukum dan lulusan dari Universitas aturan, namun yang hendak saya singgung disini ialah sebuah hukum yang saya lihat dan aku perhatikan dengan kacamata aku sendiri, gampang-mudahan bermanfaat dan mudah mudahan bisa memberikan pencerahan untuk kita semua. Kebanyakan orang menggunakan ukuran untuk memvonis sebuah kesalahan dan memberi sebuah hukuman yakni dengan menggunakan logika dan asumsi kita, padahal bergotong-royong yang kuasa sudah memberikan kepada kita lebih dari nalar untuk mampu memvonis segala sesuatu yang terjadi, aku contohkan adalah tentang suatu perasaan, dalam tanda kutif disini, pernyataan ini maksudnya yaitu tidak semua eksekusi harus diputuskan dengan akal, contoh saja ada orang yang mencuri sepotong roti, secara nalar memang beliau telah melaksanakan kesalahan dan harus diberi eksekusi karena ia mengambil sesuatu yang bukan hak-nya, tapi sebelum itu terjadi kita harus menyaring dulu dengan perasaan, apa alasanya dia mencuri, apakah kelaparan telah hampir seminggu tidak makan.? apakah dia tidak makan itu alasannya adalah tidak mempunyai duit dan sudah meminta terhadap siapapun tidak ada yang memberi.? apakah tidak ada seorang-pun keluarganya yang peduli dengan keadaanya.?. ini ialah system ukur nalar yang menggunakan perasaan yang harus kita pakai untuk memutuskan sesuatu, sepotong roti yang berdasarkan kita harganya tidak seberapa, ko bisa-bisanya ia mau mencurinya.? bermakna disini ada sesuatu yang salah yang mesti kita tuntaskan bukan cuma dengan akal. Jujur aku mengangkat ini karna aku teringat kembali ihwal seorang nenek tua yang dihukum sebab mencuri kayu bakar, bayangkan nenek tua mencuri kayu bakar, akal kita apakah bisa mendapatkan jikalau nenek itu mencuri kayu bakar yang jika dijual kayu bakar tersebut menghasilkan duit Milyaran.? pasti tidak, dia cuma memerlukan sedikit uang untuk berbelanja masakan sebab semua anak-anaknya telah tidak memperdulikan beliau, tidak ada lagi yang memperhatikan kehidupanya, dan yang menciptakan aku tambah menangis adalah, ketika mendengar yang melaporkanya yaitu anaknya sendiri. berdasarkan saya, sungguh itu yaitu kejahatan yang dipayungi oleh aturan. Sebelum aku menutup goresan pena ini aku cuma ingin mengajak terhadap kita semua, mari sama-sama kita mematuhi aturan dengan mengedepankan logika dan perasaan ketika menetapkan sesuatu, dan yang saya maksud disini yakni perasaan yang penuh dengan kesadaran, ketenangan dan akal dan jangan hingga kita lupa bahwa Tuhan-pun memiliki hukumanya sendiri untuk setiap hambanya yang melakukan kesalahan. NB: Banyak sekali hal yang terjadi disekitar kita yang harus kita hadapi dengan logika dan perasaan yang bagus dan bijaksana, mohon maaf sebelumya bila tulisan saya agak menyinggung sedikit, saya tidak berniat menyinggung siapa-siapa, yang saya maksud yaitu mari memulai kebaikan dari diri kita sendiri untuk mampu menciptakan lingkungan yang baik dan sarat dengan keselarasan, mari tersenyum untuk melalui semua  hal yang terjadi pada kita seraya berkeyakinan bahwa Tuhan akan menawarkan banyak kebaikan untuk kita semua. Terimakasih dan saya mohon dimaafkan bila ada kesalahan. Tanggerang 03 Agustus 2019.
Sumber https://anibarstudio.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)