Halo! Kita mampu mewujudkan impian! Apa kabar kalian wahai mahasiswa baru? Perkenalkan, saya bernama Rahmad Andika Syaputra dari Universitas Bengkulu. Sebelumnya aku telah menulis artikel review mengenai acara studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Bengkulu di Intipkuliah.com!
Namun, kali ini, aku akan menulis “sedikit” perihal awal masuk dunia kampus yang isinya tidak akan mungkin sama dengan dunia sekolah. Spesial untuk mahasiswa gres yang lucu dan mempunyai mimpi mengarungi 7 lautan. Hehe. Eits, justru itu. Ini nih, hal-hal yang kudu kalian amati dan rencanakan sehabis resmi menjadi maba kampus 2020! Selain kuota internet dan HP sih….
- Siapkan Tujuanmu dan Pilih Organisasimu
Ini hal basic yang sering jadi bahan pengenalan kehidupan kampus. Ya kali, kamu mau kuliah namun ideologi mengalir seperti air. Kawan ke kiri, kau ikut ke kiri. Kawan ke kanan, kamu ikut ke kanan. Kawan bolos kuliah, kau bolos kuliah. Kawan tekun kuliah, kamu tekun kuliah. Mending, juga kau mengalir ke danau yang isinya bidadari lagi cipika–cipiki kemudian ambil salah satu selendangnya, supaya doi ga bisa pulang ke Kayangan. Terus kamu jadi pacar doi. Ya kan? Jadi, pastikan tujuan mau ngapain aja di kampus. Hehe.
Ada banyak organisasi di kampus. Tidak ada hukum tertulis di langit bila wajib ikut organisasi. Ya, tapi rugi juga sih alasannya punya sahabat itu-itu aja. Kalau di Sekolah Menengan Atas, ya, kita kenalnya Osis dan organisasi ekstrakulikuler. Di kampus, lebih banyak dari itu. Ada BEM, UKM, dan Ormawa. Kamu malahan bisa membentuk organisasi sendiri dengan rekan-rekanmu. Seru? Ya begitulah…. Baca juga pengalaman aku kuliah di Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Bengkulu
- Kenali Wajah Rektormu
Nah, ini juga poin penting. Jangan sampai kamu udah jadi maba namun ga kenal wajah rektormu. Masa iya, kau tiap selesai semester mengajukan permohon beasiswa tetapi ga kenal Bapak atau Ibunya yang mana kan?
Kuliah itu berkesempatan menjalin pertemanan lebih luas. Kamu malah dibebaskan berteman sama siapa di kampus. Ya, mungkin saja rektor kau senang punya sobat mahasiswa dan ya, siapa tahu kan beliau punya anak yang seumuran sama kamu? Cakep pula. Lalu anaknya cocok sama kamu. Kemudian kehidupan kau diangkat ke sinetron Indosiar sore hari dengan judul, “Hidupnya Berubah Setelah Mengenalnya yang Mengenalku.” ending-nya kau senang dan yang jahat mampu balasan.
Ibu Indekos: Nak, bangkit!
- Kenali Wajah Dosenmu
Wah, ini ga mampu ditolerir. Masa iya dia yang kasih kamu ilmu tetapi kau lebih peduli paras Esmeralda? Jangan Ferguso.
Dosen pasti jadi pihak yang dekat dengan kita. Beliau juga akan membimbing kamu as long as kamu memang mau membuktikan gelagat ingin dibimbing dalam mencar ilmu. Ga bisa kali, doi akrobat di kelas sementara dia serius memberikan ilmu.
Tapi, mengenali wajah dosen bukan mempunyai arti kita ingin akrab karena ada maunya, justru itu salah, dosen sungguh berkontribusi dalam keberhasilan. Coba deh, cari orang ahli di negeri kita. Apa beliau bisa memperoleh gelar tanpa tanda tangan dosennya? Ga kan. Hormati mereka dan bersikap sebaik sebisa kamu.
Jangan kayak saya, waktu jadi maba, malah nanya apa kenal Ibu Bunga? Padahal kan, orang yang saya cari adalah orang yang aku ajak bicara. Ya, ketawalah Ibunya. Kerennya boleh kalian tiru, tapi kesalahan saya jangan! Hehe.
Ibu Indekos: Nak, bangunlah….
- Cari Beasiswa dan Kejar IPK
Jujur nih, ga semua pemuda/cewek di kampus yang liat kamu dari modal brand sepeda motor/muka doang. Ada yang liat kamu dari prestasi dan IPK kau. Contohnya:
(Disuatu hari yang cerah karena memang cerah)
Ferguso : Esmeralda, kita tampaknya cocok. Sudah usang diriku memendam perasaan ini.
Esmeralda : (terpaksa tersipu aib) Oh begitu. Emang IPK kamu berapa?
Ferguso : Eh? 3.90….
Esmeralda : Sori ya. Aku cari calon imam. IPK saya aja 3.95. Masa lebih ahli aku sih? Kalo kau Budi, berapa IPK-mu?
Budi : IPK? Cuma 4.00..
Esmeralda : YES!
Akan ada yang bilang kalau IPK itu ga bakal ditanya di saat kerja a.k.a gak dipake. Itu ucapan yang di mana-mana terus diteruskan turun-temurun. Kalau emang IPK ga penting mirip kata doi. Kenapa kampus masih menggunakan persyaratan tersebut? There is something wrong. Masa iya sih kamu bayar UKT berjuta-juta jadinya di bawah kriteria Esmeralda? Oh Ferguso, semua ada di tangan kau. It is yours. Hehe.
Beasiswa pun juga begitu. Ada beasiswa yang terikat, maksudnya kau harus magang di tempat pemberi beasiswa dan bahkan kamu mampu hingga cuti kuliah. Tapi pasti harganya setimpal dengan kesanggupan yang diberikan.
Kamu mampu memperoleh berita beasiswa dari bagian kemahasiswaan kampus atau mencari gosip sendiri di sosial media.
- Ikut Student Exchange
Ya emang sih, kini kamu belum bisa ikut alasannya masih periode pandemi ini. Tapi jika sudah selesai ini pandemi, akan ada kesempatan.
Mengapa ikut kegiatan ini penting? Sebab, kamu akan merasakan kampus orang lain. Merasakan budaya orang lain. Merasakan pengalaman berbahasa aneh langsung dengan orang lain. Nah, pada kenyataannya kau akan praktik langsung.
Jika berkesempatan terpilih ikut student exchange, sering-seringlah berinteraksi dengan orang gila, carilah sebanyak mungkin teman, mereka tidak akan segan memperlihatkan nomor mereka kalau kau memang bermaksud berteman. Hehe.
- Be Brave, Be Strong, Be Human, Be Useful
Jika kau benar-benar niat menggeluti ke dunia kampus dan melaksanakan segala acara hingga menuntaskan problem yang berada di masyarakat. Kampus ialah tempat yang sempurna bagi kau. Well, ada juga sih yang dapat kerja sebelum lulus, ga dapat kerja padahal udah lulus, kerja sambil kuliah, atau sekadar kuliah aja juga ada. Fokusnya tetap di kamu. Jadilah berani, jadilah kuat, jadilah manusia, jadilah berkhasiat.
Kita mampu mewujudkan impian.
Kote Konten: Q121
Sumber we.com
EmoticonEmoticon