Senin, 26 Oktober 2020

Penyusunan Rencana Wilayah Dan Kota Itb (Dhiya)

Yuk, kenalan yuk!! Semua teman-teman biasa mengundang saya Dilham, akronim dari Dhiya Ilham Trihatmaja. Saya sedang mengemban ilmu di jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Bandung. Atau istilah kerennya Teknik Planologi. Saya merupakan angkatan 2018.


Bagi teman-sahabat yang akan mengajukan pertanyaan atau diskusi, bisa komen di bawah postingan ini. Kalau sempat akan dibalas ya, jawabannya akan masuk ke email kalian kok. Pastikan kalian baca sampe beres dulu postingan ini sebelum bertanya.


Mari Berkenalan dengan Perencanaan Wilayah dan Kota ITB


Sesuai dengan namanya adalah Perencanaan Wilayah dan Kota, di jurusan ini kita akan mencar ilmu bagaimana menata kota. Kita dapat menciptakan kota yang ideal. Jika kota tersebut telah ada, kita dapat menawarkan rekomendasi kebijakan selaku seorang planner terhadap pemerintah. Jadi untuk kota-kota yang telah ada, seorang planner memiliki keharusan untuk membenahinya. Stigma orang-orang awam yang belum mengenali tentang Teknik Planologi mengatakan bahwa jurusan ini masuk pada fakultas FMIPA alasannya adalah mempelajari flora ‘plant’ sampai belajar ihwal astronomi perihal planet-planet ‘plan’et. Hal tersebut salah sebab di sini kita akan diajarkan bagaimana bisa merencanakan sebuah hal secara sistematis dan komprehensif. Mulai dari hal kecil yang kita persiapkan untuk suatu aktivitas hingga merencakan suatu kota atau daerah tertentu.


Sebagai misalnya, pada masalah pandemi COVID-19, dinamika kota menjadi lumpuh seperti, adanya pemberlakuan PSBB guna mencegah penyebaran virus corona yang menunjukkan imbas domino dalam aneka macam hal. PSBB ini menyebabkan banyak sekali multisektor lumpuh alasannya adalah mereka harus menutup operasi mereka dan melakukan pekerjaan dari rumah (Work From Home). Bekerja di rumah manis untuk para pekerja tetap, namun kebijakan ini belum memikirkan para buruh/pekerja lepas yang niscaya mereka menjadi tidak mempunyai pekerjaan. Sehingga, angka pengangguran di pandemi ini meningkat dan angka pengangguran tersebut menciptakan tidak adanya pemasukan untuk membeli bahan pangan pokok yang menimbulkan angka kemiskinan juga meningkat. Peran seorang planner ikut andil di sini wacana bagaimana menciptakan keputusan terbaik dan hal tersebut yang prospeknya mampu keberlanjutan meski pada periode pandemi COVID-19.


Ada mata kuliah apa aja sih di Perencanaan Wilayah dan Kota ITB ?


Di jurusan PWK ini banyak mempelajari terkait SOSHUM meski ujian masuknya memakai SAINTEK. Karena di sini, kita lebih mempelajari ihwal sikap atau hal apa saja yang ikut andil dalam dinamika perkotaan. Mulai dari populasi dan demografi, aturan perencanaan utamanya hukum terkait guna lahan, hingga kalian akan memperoleh pengantar ekonomi yang kemudian akan difokuskan kepada ekonomi kawasan dan kota. Terdapat satu mata kuliah yang khas di Teknik Planologi ialah Studio.


Di PWK ITB sendiri akan ada lima Studio yang harus kita lewati untuk menempuh 4 tahun abad studi sarjana. Studio Proses Perencanaan, Studio Perencanaan Tapak Perumahan, Studio Perencanaan Kota, Studio Infrastruktur Wilayah & Kota, dan Studio Perencanaan Wilayah. Secara garis besarnya, Studio ini menciptakan kita harus mampu melakukan pekerjaan sama dalam tim (satu tim berisi 30-an orang, tempo kemudian di Studio Proses Perencanaan terdiri dari 33 orang tepatnya) dan memajukan kepekaan kita terkait skill duduk perkara-solving.


Di mata kuliah Studio ini, kita akan mencar ilmu bagaimana kita mengindentifikasi gap analysis sebuah kota atau daerah yaitu dengan memperlihatkan penyelesaian pada masalah-dilema yang ada dan meningkatkan keberdayaan dengan peluangyang sudah ada pada kota tersebut. Tentu, dengan Studio yang lebih tinggi maka lebih besar pula cakupan daerahnya yang kita usahakan untuk dapat dibenahi semua masalahnya. Bermula dari Studio Proses Perencanan yang menyiapkan kebijakan pada satu hingga beberapa kecamatan di satu kabupaten/kota sampai Studio Perencanaan Wilayah yang merencanakan beberapa kota dalam satu cakupan dan tidak menutup kemungkinan untuk menyiapkan satu provinsi. Studio Perencanaan Wilayah ini dikerjakan oleh para mahasiswa tingkat tamat. Kebayangkan bagaimana sakit kepala/ruwetnya para planner magister, doktor, hingga Pak Dr. Ir. H. Susharso Monoarfa sendiri selaku Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional abad 2019-2024 yang menyiapkan satu daerah Indonesia bersama para timnya.


Mata Kuliah Pengantar Geologi dan Tata Lingkungan


Ekskursi di simpulan semester.


Kelompok Keahlian (KK) yang ada di Perencanaan Wilayah dan Kota ITB


Terdapat empat KK yang dapat kita pilih sesuai preferensi kita jika kita belajar PWK di ITB, ialah:


Pertama, Perencanaan Wilayah dan Perdesaan (PWD) dengan bidang kajian Perencanaan dan Pembangunan Wilayah Metropolitan, Perencanaan dan Pembangunan Wilayah Tertinggal, Penguatan Hubungan Core-Periphery, dan Pengelolaan Benua Maritim Indonesia (BMI).


Kedua, Perencanaan dan Perancangan Kota (PPK) dengan bidang kajian Konsep Akademik Standar Perencanaan Kota, Pengembangan Perumahan dan Lahan di Perkotaan, Pengembangan Peri-Urban,  dan Pengembangan Basis Ekonomi Perkotaan.


Ketiga, Sistem Infrastruktur Wilayah dan Kota (SIWK) dengan bidang kajian Rekayasa Sistem Infrastruktur dan Keberlanjutan Pembangunan Wilayah dan Kota, Pengembangan Kelembagaan dan Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur, dan Pengembangan Akses Pelayanan Infrastruktur.


Terakhir, Pengelolaan Pembangunan dan Pengembangan Kebijakan (P2PK) dengan bidang kajian Metropolitan Management, Strategic Planning and Management, Disaster Management, Public Sector Management, dan Public Policy Analysis.


Tips & Trick buat Mahasiswa Baru (Maba) PWK


Kalian yang gres saja mulai menerjuni jurusan PWK ini, yuk mulai belajar untuk dapat expand your network. Sebagai seorang planner , kita dilatih untuk dapat berafiliasi dalam tim dan tidak mampu menyiapkan suatu kota atau daerah sendirian. Banyak-banyak berguru membaca baik itu membaca buku terkait PWK, informasi-info perdesaan maupun perkotaan, maupun UU yang terkait ke-PWK-an. Dan juga penting untuk belajar public speaking dan personal branding. Kita sebagai planner ingin memperlihatkan usulan atau melaksanakan persuasi terhadap banyak sekali pihak/stakeholders tertentu ‘kan. Makara kita perlu handal dalam proses penyampaian/presentasi dan melaksanakan komunikasi yang efektif.


Prospek kerja yang luas untuk Lulusan PWK


Untuk jurusan PWK ini luas banget ya prospek kerjanya, dari sektor swasta, sektor pemerintahan, dan juga NGO (Non-Govermental Organization). Tempo kemudian, aku bareng himpunan PWK ITB melaksanakan company visit di tiga sektor berlainan ini. Sektor swasta, saya berkunjung ke AECOM yang merupakan company multinasional yang kasarnya mendapatkan projek teknik sipil, arsitektural, juga perencanaan yang diajukan oleh klien-klien. Sama halnya seperti Deloitte, PWC, BCG (Boston Consulting Group), McKinsey & Company, dan masih banyak yang yang lain ialah sektor swasta yang mendapatkan seorang sarjana PWK juga.


Lalu, aku berkunjung ke PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) selaku sektor pemerintahan. Sesuai namanya pun di sini bahwa banyak dari disiplin ilmu lain yang saling bersinergi untuk pembangunan yang berkelanjutan. Last but not least, ada juga dari NGO adalah World Bank yang terdapat di lantai 12-13 gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta (kalau saya tidak salah ingat hehe). Mungkin kalian bertanya-tanya mengapa lulusan PWK dapat diterima di sini. Hal tersebut dikarenakan kita mencar ilmu mengenai ekonomi juga ya terkhusus di ekonomi kawasan dan kota. Kaprikornus jikalau ingin lebih diasah kesanggupan ekonomi kau, bukan tidak mungkin mampu bekerja di World Bank juga. Itu baru beberapa harapan kerja yang utama bagi lulusan PWK. Masih banyak lagi prospek kerja untuk lulusan PWK di luar sana menanti kalian.


Rencana sesudah lulus apa nih?


Untuk mengejar passion aku di bidang pengajaran/saling menyebarkan ilmu, aku menyiapkan agar mampu mengikuti acara Fast Track yang ditawarkan oleh ITB bagi mahasiswa berprestasi yang ingin pribadi melanjutkan studi S2 di ITB dengan jurusan yang serupa dalam total waktu studi S1-S2 selama lima tahun. Jadi, studi S2-nya cuma setahun karena sudah diselingi saat tingkat simpulan di studi S1. Selanjutnya, mengambil S3 di Belanda  atau Groningen University seperti dosen aku dan di sana pun studi fokus PWK-nya top. Atau karena banyak jalan menuju Roma, setelah lulus S1 saya ingin melakukan pekerjaan dulu kemudian melanjutkan S2 dan S3 terkait. Mengapa mirip itu kak? Karena di 4 tahun sarjana ini saya ingin expand my network yang peluangnya mampu melancarkan segala persoalan aku di ke depannya. Percaya deh!


Penutup


Nah, mungkin segitu dahulu sekilas ihwal jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota. Semoga dengan kalian membaca postingan ini, kalian dapat lebih differentiate your major in the future/menyeleksi -milih jurusan atau lebih memantapkan niat kalian untuk mau berguru di jurusan PWK ini. Semoga berguna. Ciao!


Kode Konten: X272



Sumber we.com


EmoticonEmoticon