Assalamualaikum warrahmatullah wabarrakatuh, salam sejahtera untuk sobat-teman semuanya. Apa kabar Intipers? Semoga senantiasa sehat dan selalu selalu dalam lindungan-Nya. Perkenalkan, saya Sherly Marselina Tri Lorenza, mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, acara studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Tanjungpura angkatan 2017. Pada kesempatan kali ini, aku ingin membagikan pengalaman perkuliahan saya selama menempuh enam semester di acara studi Pendidikan Bahasa Indonesia . Penasaran, kan? Yuk, simak pengalaman saya! Bagi sahabat-sobat yang akan bertanya atau diskusi bisa komen di bawah postingan ini. Kalau sempat aku balas ya, jawabannya akan masuk ke email kalian kok, pastiin kalian baca sampe beres dulu artikel ini.
Apa yang dipelajari di Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Tanjungpura?
Selaras dengan namanya, yaitu Pendidikan Bahasa Indonesia, tentu yang dipelajari yakni seputar dunia pendidikan dari dasar hingga permukaan, lalu kaidah kebahasaan. Ya, kiblatnya ke Pembelajaran dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Di acara studi ini, kita akan diperkenalkan perihal seluk-beluk Bahasa Indonesia, dari mulai keterampilan berbahasa yang mencakup aktivitas menyimak, mengatakan, membaca, menulis, dan memirsa; ilmu linguistik yang terdiri atas linguistik umum, fonologi, morfologi, semantik, dan sintaksis; dan observasi bahasa. Lalu, yang tak kalah penting dan mempesona yakni kita juga memperlajari ‘Kopi dan Senja’ alias Sastra, dari mulai teori, sejarah, kritik, kearifan lokal, hingga ranah observasi sastra itu sendiri.
Selain mempelajari perihal Bahasa dan Sastra, tentu saja juga belajar cara menjadi guru. Kita akan belajar mengenai tata cara dan media pembelajaran, evaluasi pembelajaran, pengembangan kurikulum, pembelajaran mikro, hingga sampai pada penelitian pembelajaran, dan observasi tindakan kelas. Hal yang dipelajari dalam konteks pembelajaran ini pastinya mengarah secara spesifik ke mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah.
Mengapa Istilah Sastra tidak turut disematkan dalam nama Program Studi?
Hal ini sempat menjadi pertanyaan di kalangan mahasiswa. Namun, diawal saya berkuliah di sini nama program studinya yaitu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, tetapi sejak tahun 2019 resmi diubah dengan tidak lagi menyematkan ungkapan Sastra. Padahal, unik bila ungkapan sastra tetap disematkan. Lantas menjadi pertanyaan bagi kami, mengapa diubah? Sampai hari ini aku eksklusif belum tergerak untuk mencari tahu tentang hal itu, mungkin diubah birokrasi universitas atau bisa jadi dari pusat. Intinya, kuliah itu mengukir perihal apa yang kita pelajari. Kurang sempurna jika kita menempuh perkuliahan cuma alasannya label atau nama jurusan dan program studinya. Faktanya, kami tetap mencar ilmu sastra dengan struktur yang masih sama, kok.
Mata Kuliah yang Unik, dan Dosen yang Gokil. Mau tau?
Penjelasan aku di atas sudah memaparkan tentang hal yang dipelajari di PBI Untan. Banyak, bercabang tiga pula. Ada Pembelajaran, Bahasa, dan Sastra Indonesia. Sebenarnya ada lagi yang menawan, kita disuguhkan ragam mata kuliah opsi yang bobotnya dua kali lipat dari mata kuliah biasa. Jika bobot mata kuliah umumnya 2 sks, maka mata kuliah pilihan ini 4 sks bobotnya. Angkatan saya menerima empat mata kuliah opsi, yaitu Jurnalistik, Korespondensi, Penyuntingan, dan Memandu Acara. Saya menentukan jurnalistik alasannya adalah kegemaran menulis. Biasanya, setiap angkatan mata kuliah pilihannya hampir berbeda-beda tergantung dari minat para mahasiswa.
Bagi aku, selama berkuliah di PBI Untan mata kuliah yang paling unik adalah Sastra Daerah dan Sintaksis. Pada mata kuliah sastra kawasan hal yang dipelajari adalah wacana lokalitas budaya, dan cerita rakyat. Berkat mata kuliah ini, aku jadi tahu lumayan banyak dongeng tempat di berbagai wilayah Kalimantan Barat.
Kemudian, mata kuliah sintaksis. Orang awam yang memahami pemahaman sintaksis mungkin mengira kalau yang dipelajari itu semata cuma ihwal subjek, predikat, objek, dan keterangan (S-P-O-K). Sejatinya justru lebih dari itu. Pembagian kalimat, pemenggalan klausa, jenis frasa, sampai puncaknya ialah ternyata setiap kata yang kita gunakan sehari-hari mempunyai rumus yang membangunnya. Bayangkan, anak sains memecahkan rumus, anak bahasa merangkai rumus. Hehe… rumusnya, rumus bahasa ya.
Selanjutnya, ihwal dosen yang tidak kalah unik dan gokil. Di PBI Untan rata-rata dosennya favorit semua. Gokil, dari yang terkesan seram, dingin, lucu, ceriwis, sampai yang terkesan ‘bad boy’ pun ada. Bukan dilihat dari cara berpakaiannya, melainkan dari cara ia berkomunikasi. Uniknya, semua dosen PBI Untan dapat saya katakan difavoritkan oleh seluruh mahasiswanya. Sesuai dengan jenis telaah ilmu yang dipelajari, maka ada tiga penggolongan dosen: dosen pembelajaran, dosen bahasa, dan dosen sastra.
Keunggulan dan Kekurangan Kuliah di Program Studi ini, apa ya?
Hal yang paling aku banggakan dari berkuliah di PBI Untan yaitu kita punya modal retorika yang bagus bahkan sangat baik. Tidak semua orang mempunyai kesanggupan meyakinkan orang lain cuma dengan modal kata-kata saja. Kita diberikan wawasan yang lebih ihwal intonasi, artikulasi, mimik paras , bahasa badan, pilihan kata, gaya bahasa, dan lain-lain yang dapat dipakai selaku kunci paling tepat untuk mendoktrin orang lain lewat berbicara atau menulis. Doktrin yang aktual, ya.
Kekurangannya, selaku telaah ilmu yang berjibaku dengan kata-kata yang bersifat deskripsi atau menerangkan atau menguraikan, kita menjadi sangat gila dengan angka-angka. Bahkan saya yang saat Sekolah Menengan Atas nya jurusan IPA, sekarang jikalau diminta mengkalkulasikan seolah tidak berdaya. Eh, bukan bermakna aku amnesia. Hanya saja kini hal tersebut terasa awam dibahas dan terdengar aneh di pendengaran. Alhasil, kemampuan berhitung saja terkesan tetap setingkat siswa Sekolah Menengan Atas.
Konsentrasi di Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Tanjungpura ?
Berdasarkan paparan di atas pasti sahabat-teman sudah dapat menduga fokus apa saja yang ada di PBI Untan. Ya, ada Pembelajaran, Tindakan Kelas, Bahasa, dan Sastra. Konsentrasi-konsentrasi ini yang nantinya akan menjadi tujuan penelitian kita untuk seminar tawaran hingga hingga ke garis finish perkuliahan kita, yakni sidang skripsi. Saya eksklusif mengambil fokus sastra. Alasannya karena tidak hobi membaca namun senang nonton film. Makara, untuk skripsi mendatang aku telah merancang tawaran penelitian yang meneliti novel dan film. Harapan aku mampu lulus kuliah sebelum tahun 2021. Aamiin
Tips untuk Kamu yang Ingin Berkuliah di Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Tanjungpura
Bagi sahabat-sahabat yang ingin menjadi anak bahasa dan sastra, tidak banyak tips yang mampu saya berikan alasannya adalah sejujurnya acara studi ini ialah opsi yang saya ambil dengan urutan terakhir. Uniknya, saya jatuh cinta dengan program studi ini. Saya kira sahabat-sahabat bisa mengawali niat dengan tidak memlihara rasa aib tampil di hadapan orang banyak, baik itu bernyanyi, berpuisi, berpantun, berpidato, atau yang paling sederhana ialah penyajian. Mulai ajar kemampuan berbahasa sobat-sahabat dengan aktif berbicara, berani mengutarakan pendapat, beradu argumen, alasannya adalah hal itu adalah modal permulaan untuk kita dapat menikmati dunia bahasa dan sastra. Kalau di PBI Untan, anak yang pemalu itu langka.
Jadi Aktivis yang Tekun dan Disiplin
Menariknya, perjalanan pendidikan saya di akademi tinggi tidak hanya semata di dalam kelas saja. Saya juga ialah penggerak untuk himpunan dan forum eksekitif kampus. Ketika Sekolah Menengan Atas aku sering dihantui, katanya bila ingin cepat lulus kuliah jangan ikut organisasi. Faktnya, perkuliahan aku tanpa kendala, IPK stabil, dan prestasi akademik serta non-akademik saya terbilang cukup gemilang. Nyatanya juga, banyak kok pencetus yang lulus tiga tahun lebih bahkan cumlaude.
Prospek Kerjanya apa? Alumni biasanya Kerja di mana?
Kalau ditanya harapan kerja, ya niscaya menjadi seorang pendidik. Guru, dosen, tutor, mentor, dan lain sebagainya adalah jenis pekerjaan yang biasanya dinaungi oleh mahasiswa atau alumni FKIP. Selain itu, bisa juga jadi penulis, andal bahasa, penyunting, pemandu program professional, sutradara, dan lain-lain.
Harapan dan Rencana sesudah Lulus
Jika lulus jenjang S1 kelak, ingin sekali melanjutkan studi ke jenjang S2 dan berniat ingin mengambil konsentrasi Kurikulum Pendidikan. Kemudian, menyebarkan media daring yang dikala ini sedang dikembangkan namun sayang, mesti vakum dulu sebab aku mengincar sebelum tahun 2021 harus sudah lulus S1.
Saya mengidolakan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang kini menjadi Gubernur DKI Jakarta, dan pastinya Mendikbud RI yang kini sedang hangatnya dengan Kampus Merdeka. Cita-cita saya ingin mencicipi apa yang mereka rasakan. Ya, menjadi Menteri Pendidikan. Kesannya terlalu tinggi, tetapi Maudy Ayunda dan Najwa Shihab pernah berkata, “Jika bermimpi jangan tanggung-tanggung. Bermimpi harus tinggi-tinggi.”
Wassalamualaikum warrahmatullah wabarakatuh
Kode Konten: X136
Sumber we.com
EmoticonEmoticon