Rabu, 17 Maret 2021

Menembus Asaku Bersama Bidikmisi

“Yun” atau “Uni” ialah pangilan yang kerap membuat aku menoleh. Sebenarnya nama aku Yuni Astria Br Sitepu. Perempuan Karo, yang tengah merajut abad depan di Universitas Negeri Medan.


Masih hangat di kenangan saya, dikala hendak lulus SMA. Ayah yang telah stroke sejak saya mengecap pendidikan di SD (Sekolah Dasar), sehingga cuma ibu yang bekerja. Bukan hal yang mudah, saat melihat ibu sendiri yang berjuang menyanggupi kebutuhan keluarga.


Tak jarang air mata aku berderai menyaksikan kerasnya usaha ibu. Satu sisi, saya ingin secepatnya membantu ibu, di segi lain aku sudah bertekad usang ingin menjadi bab abad depan dengan mengecap pendidikan di tingkat yang lebih tinggi.


Dengan memberanikan diri, aku memberikan keinginan aku kepada ibu untuk kuliah.


Ibu hanya berpesan, “tetaplah berjuang dan berdoa”. Hatiku serasa runtuh, dan saat itu juga itu aku menanangis.


Terlahir dari keluarga yang bukan berada. Merupakan anak ke-3 dari 4 bersaudara. Kuliah? Makan saja sudah syukur. Memilih bekerja sesudah simpulan SMA, yakni jalan yang tampakpaling tepat. Kedua saudara atasan saya, memang berhasil dalam dunia pekerjaan walaupun berlatar belakang SMA. Realita itu tidak sedikitpun mampu menggoncangkan pendirian saya untuk berani melangkah demi mengecap pendidikan di Perguruan Tinggi.


SBMPTN 2017, yaitu kurun peperangan sekaligus kemenangan saya. Keluarga yang mendogmatis kuliah saya akan berhenti di tengah jalan. Mencemooh keputusan yang saya ambil. Sehingga tak jarang deraian air mata aku terurai saat mendengar nasehat psimis mereka.


Bidikmisi ialah bab dari kemenangan saya. Pendidikan yang aku cecap ketika ini, bertahan karena subsidi ongkos pendidikan dan kehidupan. Yang lain menilai bahwa kami beruntung. Dan bagiku, aku lebih dari mujur.


Kesempatan yang telah diberikan dari acara bidikmisi ini, serasa sudah menawarkan tanggungjawab besar bagi diri aku sendiri. Bilamana yang saya miliki dalam apapun bentuknya, hendaknya aku bagikan.


Untuk itu, selama periode menjadi mahasiswa dan selamanya aku berkomitmen untuk menjadi pengabdi negara. Saya tak maumenjadi mahasiswa biasa-umumsaja. Terjun ke dunia menulis dan berkkarya sejak menjadi mahasiswa adalah pilihan aku. Selain memperlihatkan banyak faedah, juga menunjukkan kebahagiaan yang hakiki.


Sustainable Development Goals (SDGs) /Pembangunan Berkelanjutan terkait kualitas pendidikan yang adil, direalisasikan dengan salah satu acara beasiswa adalah beasiswa bidikmisi. Prioritas kenaikan beasiswa pendidikan dicetus semenjak tahun 2010 dan 2015. Perkembangannya, tahun 2018 sebanyak 90.000 mahasiswa menerima beasiswa bidikmisi.


Pada tahun 2019, akseptor bidikmisi berkembangmenjadi 130.000. Artinya semakin banyak generasi penerus bangsa yang mampu menembus batasannya sendiri.


Negara yang maju adalah negara dengan kualitas pendidikan yang tinggi. SDGs, dalam membangkitkan dunia pendidikan Indonesia. Program bidikmisi, menjadi langkah terbaik dalam menunjang ketercapaian SDGs. Ekonomi bukan lagii pembatas mimpimu meraih masa depan lewat pendidikan.


Bersama bidikmisi; Menggapai Asa, Memutus rantai kemiskinan


 


Kode Konten : KL004



Sumber we.com


EmoticonEmoticon