Kamis, 04 Maret 2021

Pendidikan Agama: Mata Kuliah Di Semester 1 Yang Berkesan

Pendidikan Agama: Mata Kuliah di Semester 1 yang Paling Berkesan


Sebelum menceritakan pengalamanku lebih lanjut dengan judul diatas, perkenankan aku untuk memperkenalkan diri, because “tak kenal maka tak sayang”, begitulah kata pepatah klasik, he-he-he.


Paska Riyandi yaitu namaku. Aku yakni salah seorang mahasiswa dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Setih Setio Muara Bungo di Provinsi Jambi. Saat menulis kisah ini, saya sedang menjalani semester 3 di kursi perkuliahan. Di kampusku ada tiga acara studi, diantaranya: 1). Program Studi Ilmu Administrasi Negara S-1, 2). Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis S-1, 3). Program Studi Administrasi Bisnis D-3.


Mungkin ini dahulu untuk perkenalan singkatnya, bagi yang ingin mengenal lebih jauh nantinya bisa berkomunikasi lebih lanjut dalam suatu peluang. Baik pribadi saja, mengapa Mata Kuliah Pendidikan Agama menjadi Mata Kuliah yang paling berkesan bagiku.


Mulanya aku menduga cakupan pembahasan Mata Kuliah ini bersifat umum ihwal agama-agama yang ada di Indonesia, karena tidak dibilang secara spesifik Agama mana yang menjadi pembahasan utamanya.


Rupanya dugaanku salah, ternyata yang menjadi pembahasan utama dari Mata Kuliah itu adalah wacana Agama Islam. Aku sedikit terkejut lantaran Mata Kuliah ini dari awal mula tak sedikit pun gambaran yang saya miliki apalagi ketika hendak dipelajari di kursi kuliah.


Mungkin sobat-sobat pembaca sudah menjajal menduga dan menemukan jawaban dari pernyataanku diatas. Ya, aku bukan seorang pemeluk agama Islam. Saya memeluk agama Katolik. Dalam konferensi pertama pada Mata Kuliah itu, aku yang sendirian non muslim di kelas merasa canggung. Dari suasana itu risikonya muncul rentetan pertanyaan yang menghampiri pikiranku. Misalnya saja, “bagaimana nantinya penyesuaian yang harus saya lakukan terhadap Mata Kuliah ini ketika dikerjakan di kelas?”, pikirku.


Dalam Mata Kuliah tersebut, oleh dosen pengajar disampaikan beberapa tema pembahasan atau silabus selama satu semester itu. Dari membaca tema nya saja, memang tidak aku dapati gambaran secara garis besarnya. Misalnya saja wacana “Sumber pokok ajaran Islam: Al-Quran, Al-Hadist dan Ijtihad”. Kemudian ada lagi tema pembahasan: “Akhlak Islami Merujuk Kepada Teladan Rasullulah SAW dan Para Sahabat R.Hum”.


Namun syukurlah pada saat konferensi pertama, dosen pengajarku memberikan pesan ini kepadaku, “Ikuti saja dulu, nanti akan tetap aku beritahu apa yang mesti anda kerjakan sebagai bentuk penyesuaiannya”, ucapnya. Ucapan sederhana itu pada karenanya membuat aku mengetahui dan menghemat rasa kebingunganku.


Seiring waktu perkuliahan berlangsung, aku mulai merasa enjoy dengan Mata Kuliah tersebut. Dari sana aku mampu ilmu dan pengetahuan yang gres. Aku kian mengenal saudaraku yang berlawanan dogma denganku. Hal itulah yang menjadi salah satu argumentasi mengapa saya terkesan dengan mata kuliahku. Pada risikonya saya menyadari bahwa pengetahuankulah yang selama ini terbatas wacana Agama Islam dan ya masih perlu banyak membaca dan belajar.


Selama menjalani Mata Kuliah itu, entah mengapa saya selalu antusias. Alasan yang mengakibatkan saya menjadi antusias tersebut yakni alasannya ini ialah pengalaman yang boleh dibilang langka dan berguna bagi saya yang bukan pemeluk Agama Islam.


Maka kuncinya disini adalah mengedepankan sikap terbuka akan apa yang akan diterima. Kiranya dengan pikiran dan hati terbuka menjadi langkah awal yang membuat kita gampang untuk menyenangi Mata Kuliah apa saja yang dihidangkan dalam bangku perkuliahan. Kiranya apa yang saya buat mampu menjadi kiat bagi sobat-sahabat sekalian.


Selain itu, di berbagai tempat sedang dikembangkan aktivitas dialog lintas agama. Melalui pertemuan tersebut, diselingi dengan perkenalan seputar doktrin dari mereka yang hadir disana dengan keyakinannya masing-masing dan ihwal cara pandang agama tertentu kepada sebuah problem atau fenomena.


Kegiatan tersebut tentunya juga bertujuan untuk menumbuhkan sikap toleransi antar umat beragama agar pada jadinya mampu saling mengenal dan mengetahui. Kontras dengan situasi zaman sekarang yang mana gosip-berita agama senantiasa mencuat yang dilatarbelakangi oleh oknum-oknum tertentu yang mengharapkan terjadinya pertikaian dan kebisingan.


Adanya acara pertemuan lintas agama yang juga disertai dengan obrolan kiranya menjadi wujud positif dari apa yang dipelajari di dingklik perkuliahan, lebih-lebih bagi mereka yang secara intensif mengambil jurusan teologi agama yang ada di daerah perkuliahannya. Semoga berkat Tuhan melimpah atas kita semua. Salam.


Kode Konten: K0040



Sumber we.com


EmoticonEmoticon