Jumat, 21 Februari 2020

Asal Usul Kota Balikpapan

Asal Usul Kota Balikpapan


Pada Zaman Dahulu kala, di Tanah Pasir, Kalimantan Timur, ada sebuah kerajaan besar yang dipimpin oleh Raja Aji Muhammad yang terkenal adil dan juga bijaksana. Berkat kepemimpinan Sang Raja, negeri tersebut selalu aman, makmur, dan sentosa. Penduduknya hidup dari hasil laut dan pertanian yang melimpah ruah. Negeri itu mempunyai wilayah yang cukup luas, salah satunya ialah sebuah teluk dengan pemandangan yang sangat indah.


Asal Usul Kota Balikpapan


Raja Aji Muhammad mempunyai seorang putri bernama Aji Tatin dia adalah calon tunggal pewaris tahta kerajaan. Itulah sebabnya, semua kasih sayang ayah dan ibunya diberikan kepada Aji Tatin. Puluhan dayang-dayang istana senantiasa mendampingi Aji Tatin untuk menjaga, merawat, melindunginya serta memastikan semua keperluan Aji Tatin terpenuhi.


Setelah dia dewasa, Putri Aji Tatin dinikahkan dengan seorang putra bangsawan dari Kutai. Sebagai putri tunggal, pesta pernikahan Aji Tatin dilangsungkan dengan meriah. Puluhan sapi dan kerbau disembelih untuk dihindangkan kepada para tamu undangan dari berbagai penjuru negeri yang jauh. Tak hanya para pembesar dari kerajaan tetangga, Namun juga seluruh rakyat negeri itu turut berpesta. Hari itu adalah hari indah dan bahagia bagi kedua mempelai.


Saat pesta sedang berlangsung, Raja Aji Muhammad bangun dari singgasananya untuk memberikan hadiah kepada putri tercintanya.


Putriku, Aji Tatin, di hari yang penuh bahagia ini Ayah memberikan wilayah teluk yang indah dan mempesona tersebut sebagai hadiah pernikahan kamu, kata sang Raja di hadapan putri dan disaksikan oleh seluruh undangan, Sekarang, teluk itu sudah menjadi wilayah kekuasaanmu. Kamu juga boleh memungut upeti dari rakyatmu.”


Terima kasih Ayahanda  Semoga Ananda dapat menjaga amanat ini, ucap Putri Aji Tatin dengan rasa bahagia.


Sejak saat itulah, Putri Aji Tatin menjadi raja di teluk itu. Untuk memungut upeti dari rakyat, dia dibantu oleh suaminya serta seorang abdi setia bernama Panglima Sendong. Saar itu, upeti yang dipungut dari rakyatnya berupa hasil bumi, terutama kayu yang telah berbentuk papan. Papan tersebut akan dipakai untuk membangun istana.


Suatu hari, orang-orang kepercayaan Putri Aji Tatin yang dipimpin oleh Panglima Sendong lagi memungut upeti dari rakyat. Upeti itu berupa papan tersebut diangkut lewat laut dengan memakai perahu. Tetapi, saar mereka telah hampir sampai di teluk, mendadak angin bertiup sangat kencang. Selang beberapa saat kemudian, gelombang laut yang sangat dahsyat menerjang perahu yang mereka tumpangi. Semua penumpang perahu menjadi panik.


Ayo, cepat dayung perahunya ke arah teluk!  teriak Panglima Sendong.


Mendengar seruan tersebut, para pendayung pun langsung mengayuh perahu mereka dengan cepat. tetapi, semuanya sudah terlambat. Sebelum perahu itu mencapai teluk, gelombang laut yang semakin besar menabrak bagian depan perahu. Air laut langsung masuk dan memenuhi seluruh bagian perahu. Tak lama, perahu yang dipenuhi papan kayu tersebut pun terbalik.


Perahu yang sudah hampir tenggelam tersebut kemudian terbawa gelombang laut dan akhirnya terhempas ke sebuah karang di sekitar teluk sampai pecah berantakan. Galah para pendayung juga patah. Papan kayu yang memenuhi perahu tersebut sebagian hanyut ke laut dan sebagian yang lain terdampar di tepi teluk. Sementara itu, tidak seorangpun dari penumpang perahu itu selamat, termasuk Panglima Sendong.


Putri Aji Tatin dan suaminya sangat bersedih atas musibah yang menimpa panglima serta orang-orang kepercayaannya. Untuk mengenang peristiwa itu, maka wilayah teluk tempat perahu itu terbalik dinamakan Balikpapan, yakni dari kata balik dan papan. Sementara itu, karang tempat terhempasnya perahu tersebut semakin lama semakin besar samopai menjadi sebuah pulau. Sampai sekarang, pulau itu disebut Pulau Tukung yang berasal dari kata tokong, yakni tokong para awak perahu yang patah akibat terhempas di karang.




Sejarah Balikpapan


Sejarah Kota Balikpapan tidak bisa dipisahkan dengan Minyak yaitu lebih tepatnya dengan sumur minyak Mathilda, sumur pengeboran perdana pada tanggal 10 Februari 1897 di kaki gunung Komendur di sisi timur Teluk Balikpapan. Penamaan sumur minyak Mathilda sendiri berasal dari nama anak JH Menten dari JH Menten dan Firma Samuel & Co sebagai pemenang hak konsesi pengeboran di yang ditunjuk pemerintah Hindia Belanda yang telah mengontrak Balikpapan dari Kesultanan Kutai.


Di awal tahun 1900-an bertambahnya jumlah penemuan dan pengeboran minyak di Balikpapan telah membawa pendatang dalam jumlah besar ke Balikpapan. Pendatang ini kebanyakan adalah orang Cina dan para pekerja pengeboran yang rata-rata berasal dari jawa dan berbagai daerah lainnya seperti India. Pekerja dari Cina dan India inilah yang menjadi cikal bakal penghuni desa di Tukung (Klandasan) dan Jumpi (Kampung Baru) yang merupakan asal usul sebagian besar warga Balikpapan. Selain itu keberadaan minyak, yaitu minyak tanah atau “lantung”, juga mengundang semakin besarnya jumlah pedagang yang datang dari daerah Kerajaan Banjar di Banjarmasin dan Bone di Sulawesi Selatan untuk berdagang dan singgah di Balikpapan.


Seiring dengan berkembangnya waktu Balikpapan telah berkembang menjadi “Kota Minyak” dengan besarnya produksi minyak yang dihasilkan yang mencapai 86 juta barrel per tahun. Perkembangan industri minyak inilah yang telah membangun Balikpapan menjadi kota industri dan selanjutnya menjadikan Balikpapan sebagai Kota Jasa dengan bandar udara Internasional, pelabuhan dan jumlah hotel yang dapat mendukung keberadaan Balikpapan sebagai dua kota tersebut.


Saat ini Balikpapan tidak lagi menjadi Kota Minyak yang berorientasi pada pengeboran melainkan pada jasa pengolahan minyak yang telah mengolah minyak mentah dari sekitar Balikpapan, yaitu Sepinggan, Handil, Bekapai, Sanga-sanga, Tarakan, Bunyu dan Tanjung serta minyak mentah yang diimpor dari negara lain. Besarnya jumlah pendatang di Kota Balikpapan telah membawa keberagaman etnis dengan berbagai adat istiadat dan agama. Namun demikian hal ini tidak menjadi kendala dalam akulturasi budaya dan terwujudnya keharmonisan di masyarakatnya secara turun menurun.


Keharmonisan masyarakat Balikpapan terekat dalam bahasa sehari-hari yang digunakan, yaitu Bahasa Indonesia. Keberagaman yang ada di dalam masyarakat Balikpapan bahkan mendukung adanya nilai-nilai kebersamaan yang mampu menjadikan Kota Balikpapan sebagai Kota Bersih, Indah, Aman dan Nyaman yang tercermin dengan telah seringnya Kota Balikpapan meraih Piala Adipura.

Budaya bersih dan wawasan lingkungan telah menjadi bagian dan ciri dari masyarakat Balikpapan yang terakomodir secara profesional dalam program Pemerintah Kota Balikpapan, yakni : CLEAN, GREEN and HEALTHY.




Visi Kota Balikpapan:


Terwujudnya Balikpapan sebagai kota industri, perdagangan, jasa dan pariwisata yang didukung oleh penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (Good Governance) dan masyarakat yang beriman, sejahtera, religius dan berperadaban maju (Madinatul Iman).


Misi Kota Balikpapan :



  1. Mewujudkan sumber daya manusia yang beriman, sehat jasmani dan memiliki daya saing di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

  2. Mewujudkan tersedianya infrastruktur kota yang mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan fungsi kota di masa depan.

  3. Mewujudkan kondisi kota yang layak huni dan berwawasan lingkungan.

  4. Mewujudkan perekonomian kota yang berorientasi kepada pengembangan potensi ekonomi kerakyatan dan pengembangan basis ekonomi kota di masa depan.





Bahasa Yang Digunnakan DI Balik Papan


Bahasa daerah yang sering digunakan adalah:



  • Bahasa Paser

  • Bahasa Kutai

  • Bahasa Banjar

  • Bahasa Bugis

  • Bahasa Jawa





Adat Perkawinan Balik Papan


Umumnya bahasa yang digunakan pada keseharian warga Balikpapan adalah bahasa Indonesia.


Adat perkawinan


Penduduk Balikpapan masih sangat mencintai adat-istiadat dan aturan pernikahan tradisional. Adapun tradisi pernikahan yang sering terjadi adalah pernikahan dengan menggunakan adat:



  • Suku Kutai

  • Suku Dayak

  • Suku Banjar

  • Suku Bugis

  • Suku Jawa

  • Sebagian kecil dari adat Manado, Padang,Gayo, Aceh dan Flores




Universitas/Perguruan Tinggi di Balikpapan



  • · Universitas Balikpapan

  • · Politeknik Negeri Balikpapan

  • · STT Migas

  • · STIE Madani Balikpapan

  • · STMIK Balikpapan

  • · Akademi Sekretari dan Manajemen Indonesia

  • · Institut Teknologi Kalimantan





Rumah Ibadah Yang Terdapat Di balikpapan


Rumah ibadah yang terdapat di Balikpapan antara lain :



  • · Masjid Al-Aman, Damai

  • · Masjid Al Amin, Sepinggan

  • · Masjid Al Falah, Batakan

  • · Masjid At Taqwa, Klandasan

  • · Masjid Baiturrahman, Lamaru

  • · Masjid Dwima As Salam, Kariangau

  • · Masjid Istiqomah, Pertamina

  • · Masjid Nurul Iman, Gn. Bahagia

  • · Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Getsemani, Resort Balikpapan

  • · Gereja Kristus Yesus

  • · Gereja Santa Theresia Prapatan

  • · Gereja St. Martinus Sepinggan

  • · Gereja Toraja

  • · GPIB Bukit Benuas

  • · GPIB Maranatha

  • · GPIB Bukit Sion

  • · GPIB Getsemani

  • · GPIB Pniel

  • · GPIB Syalom

  • · GPIB Imanuel

  • · HKBP Balikpapan, Resort Kalimantan Timur

  • · Pura Giri Jaya Natha

  • · Mahavihara Buddha Manggala

  • · Kelenteng Setya Dharma ( Guang De Miao )




Wilayah Di Balik Papan


Pembagian wilayah dan pemerintahan






  • Kecamatan




Dengan diberlakukannya Perda Balikpapan No. 8 Thn. 2012, maka diresmikan kecamatan Balikpapan Kota dan menambah jumlah kecamatan menjadi 6 yakni:



  • 1. Balikpapan Timur

  • 2. Balikpapan Selatan

  • 3. Balikpapan Tengah

  • 4. Balikpapan Utara

  • 5. Balikpapan Barat

  • 6. Balikpapan Kota






  • Kelurahan




Sehubungan dengan pemekaran kecamatan tersebut, maka melalui Perda Balikpapan No. 7 Thn. 2012 ditetapkan pemekaran 7 kelurahan baru. Dengan demikian maka pada saat ini Balikpapan terdiri dari 34 (tiga puluh empat) kelurahan yakni:



  • 1. Manggar

  • 2. Manggar Baru

  • 3. Lamaru

  • 4. Teritip

  • 5. Prapatan

  • 6. Klandasan Ulu

  • 7. Klandasan Ilir

  • 8. Damai

  • 9. Gn. Bahagia

  • 10. Sepinggan

  • 11. Gn. Sari Ilir

  • 12. Gn. Sari Ulu

  • 13. Mekar Sari

  • 14. Karang Rejo

  • 15. Sumber Rejo

  • 16. Karang Jati

  • 17. Gn. Samarinda

  • 18. Muara Rapak

  • 19. Batu Ampar

  • 20. Karang Joang

  • 21. Baru Ilir

  • 22. Margo Mulyo

  • 23. Marga Sari

  • 24. Baru Tengah

  • 25. Baru Ulu

  • 26. Kariangau

  • 27. Telaga Sari

  • 28. Damai Baru

  • 29. Damai Bahagia

  • 30. Sungai Nangka

  • 31. Sepinggan Baru

  • 32. Sepinggan Raya

  • 33. Gn. Samarinda Baru

  • 34. Graha Indah


Dari 27 kelurahan sebelum pemekaran terdapat 369 RW dan 1.143 RT. Ini berarti bahwa jumlah RW sebelum dan sesudah pemekaran tidak berubah, sedangkan RT mengalami penambahan sebanyak 62 buah sehingga berubah dari jumlah 1.081 menjadi 1.143 RT.




Mendapatkan Status Kota


Balikpapan adalah berstatus sebagai kota dengan wali kota sebagai kepala daerah dan DPRD sebagai legislatif serta memiliki perlengkapan pemerintahan dan aparatur pemerintah seperti Kepolisian, Kejaksaan Negeri, Rumah Tahanan dan Lembaga Permasyarakatan serta Pengadilan Negeri. Selain itu Balikpapan menjadi pusat pemerintahan untuk wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan.


Tercatat di antaranya kantor Polda (Kepolisian Daerah) Kalimantan Timur dan Kejaksaan Tinggi berpusat disini. Serta markas besar Angkatan Darat, yakni Komando Daerah Militer (KODAM) VI Mulawarman yang memiliki daerah operasi wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan berpusat di kota ini. KODAM yang memiliki motto “Gawi Manuntung Waja Sampai Kaputing” merupakan satu-satunya KODAM yang berpusat di kota, bukan ibu kota provinsi




Nama walikota di Balikpapan


Berikut adalah nama-nama pejabat wali kota Balikpapan:



  • 1. H.A.R.S. Muhammad (1960 – 1963)

  • 2. Mayor TNI AD Bambang Soetikno (1963 – 1965)

  • 3. Mayor TNI AD Imat Saili (1965 – 1967)

  • 4. Mayor POL. Zainal Arifin (1967 – 1973)

  • 5. Letkol. Pol. H.M. Asnawi Arbain (1974 – 1981)

  • 6. Kol. CZI. TNI AD Syarifudin Yoes (1981 – 1989)

  • 7. H. Hermain Okol (sebagai Pelaksana Walikota) (1989 – 1991)

  • 8. Kol. Inf. H. Tjutjup Suparna (1991 – Juni 2001)

  • 9. Imdaad Hamid (Juni 2001 – 29 Mei 2011)

  • 10. H.M. Rizal Effendi, SE.(29 Mei 2011 – kini





Biaya Hidup Di Kota Balik Papan


Biaya hidup di bangkok, daftar biaya hidup di bandung, survey biaya hidup di batam 2018, biaya hidup di bogor, biaya hidup di bandung, biaya hidup di china, biaya hidup di kairo, biaya hidup di perth, biaya hidup di undip, biaya hidup di estonia, biaya hidup, biaya hidup di beijing, daftar biaya hidup di bandung, biaya hidup di jepang per bulan, biaya hidup di jepang, biaya hidup di bali, biaya hidup di bogor, biaya hidup di jerman, biaya hidup di china, biaya hidup di dubai, biaya hidup di korea, biaya hidup di perth, biaya hidup di undip, biaya hidup london, biaya hidup di kanada,


demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.id mengenai Asal Usul Kota Balikpapan : Pengertian, Sejarah, Visi, Misi, Bahasa, Adat, Universitas, Rumah Ibadah, Wilayah, Status, Nama Walikota, Biaya Hidup, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.



Sumber jk.com


EmoticonEmoticon