Selasa, 05 Mei 2020

Jenis Tanah

Pengertian Tanah


Banyak batasan (defenisis) yang dibuat orang tentang tanah. Defenisi  yang dukemukan disini adalah merupakan kombinasi yang dibuat oleh Jooffe dan Marbut yang termasuk dua ahli ilmu tanah yang berkebangsaan dari Amerika Serikat. Tanah adalah Tubuh Alam (natural body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam (natural froces) terhadap bahan-bahan alam (natural material) di permukaan bumi.


jenis tanah


Secara umum tanah tersusun dari empat komponen utama, 25 % ruang pori-pori (pore space) terdiri atas udara ,  25 % ruang pori-pori (pore space) terdiri atas air, 45 % Fase padat (bahan mineral), 5 % bahan Organik. Dalam kondisi alam, Perbandingan antara udara dan air selalu berubah-ubah tergantung pada iklim dan faktor lainnya (Hakim, 1986).


Tanah yang terbetuk dipermukaan bumi secara langsung atau tidak, berkembang dari bahan mineral dan batuan-batuan. Melalui proses pelapukan, baik secara fisik maupun kimia dibantu oleh pengaruh atmosfer, maka batu-batuan berdisintegrasi dan terdisintegrasi menghasilkan bahan induk lepas dan selanjutnya, dibawa pengaruh proses-proses pedogenetik berkembang menjadi tanah (hakim 1986), dan di ikuti oleh proses pencampuran bahan organik dan bahan mineral dipermukaan tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan dari bahan-bahan tanah dari bagian atas tanah ke bagian bawah dan berbagai proses lain yang dapat menghasilkan horizon-horizon tanah (Hardjowigeno, 2007).




Jenis Karakteristi, Masalah dan Penyebaran Tanah


Menurut USDA 1998 Ordo-ordo tanah beserta garis besar karakteristik dan penyebarannya adalah sebagai berikut:






  • Alfisol




yaitu tanah-tanah yang menyebar di daerah-daerah semiarid (beriklim kering sedang) sampai daerah tropis (lembap). Tanah ini terbentuk dari proses-proses pelapukan, serta telah mengalami pencucian mineral liat (argilik) dan unsur-unsur lainnya dari bagian lapisan permukaan ke bagian subsoilnya (lapisan tanah bagian bawah), yang merupakan bagian yang menyuplai air dan unsur hara untuk tanaman. Tanah ini cukup produktif untuk pengembangan berbagai komoditas tanaman pertanian mulai tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan. Tingkat kesuburannya (secara kimiawi) tergolong baik. pH-nya rata-rata mendekati netral dan KB > 35%. Di seluruh dunia diperkirakan Alfisol penyebarannya meliputi 10% daratan.






  • Andisol




yaitu tanah yang pembentukannya melalui proses-proses pelapukan yang menghasilkan mineral-mineral dengan struktur kristal yang cukup rapih. Mineral-mineral ini mengakibatkan Andisol memiliki daya pegang terhadap unsur hara dan air yang tinggi. Tanah ini umumnya dijumpai di daerah-daerah yang dingin (pada ketinggian di atas 1000 m dpl) dengan tingkat curah hujan yang sedang sampai tinggi, terutama daerah-daerah yang ada hubungannya dengan material volkanik.


Andisol cenderung menjadi tanah yang cukup produktif, terutama setelah diberi masukan amelioran (seperti pupuk anorganik). Andisol seringkali dimanfaatkan orang untuk pengembangan pertanian tanaman pangan dan sayur-sayuran atau bunga-bungaan (seperti di daerah Lembang Kabupaten Bandung). Andisol diperkirakan meliputi sekitar 1% dari luas permukaan daratan dunia di luar daratan es.






  • Aridisol




adalah tanah-tanah yang berada di daerah-daerah dengan tingkat kekeringan yang ekstrem (sangat kering), bahkan sekalipun untuk petumbuhan vegetasi-vegetasi mesopit (seperti rumput). Sehubungan dengan lingkungannya yang kering, Aridisol termasuk sangat sulit dimanfaatkan sebagai lahan untuk bercocok tanam, terutama apabila sumber air untuk irigasi tidak tersedia (air tanah atau sungai). Aridisol umumnya dijumpai di padang-padang pasir dunia, dan diperkirakan luasnya mencakup sekitar 12% dari daratan bumi (di luar daratan es).






  • Entisol




adalah tanah tanpa atau dengan sedikit perkembangan dimana-sifat-sifatnya sebagaian besar ditentukan oleh bahan induk. Terjadi di daerah dengan bahan induk dari pengendapan material baru atau di daerah-daerah tempat laju erosi atau pengendapan lebih cepat dibandingkan dengan laju pembentukan tanah; seperti daerah bukit pasir, daerah dengan kemiringan lahan yang curam, dan daerah dataran banjir. Pertanian yang dikembangkan di tanah ini umumnya adalah padi sawah secara monokultur atau digilir dengan sayuran/palawija. Entisol diperkirakan terdapat sekitar 16% dari permukaan daratan bumi, di luar daratan es.






  • Gelisol




adalah tanah yang terbentuk dalam lingkungan permafrost (lingkungan yang sangat dingin). Dinamakan Gelisol, karena terbentuknya dari material Gelic (campuran bahan mineral dan organik tanah yang tersegregasi es pada lapisan yang aktif). Belum banyak penelitian yang dilakukan terhadap jenis tanah ini, dan sehubungan dengan kondisinya yang berada pada iklim yang ekstrim, diperkirakan tidak ada Gelisol yang dimanfaatkan sebagai lahan pertanaman. Diperkirakan penyebarannya meliputi sekitar 9% daratan permukaan bumi.






  • Histosol (gambut)




merupakan tanah yang mengandung bahan organik tinggi dan tidak mengalami permafrost. Kebanyakan selalu dalam keadaan tergenang sepanjang tahun, atau telah didrainase oleh manusia. Histosol biasa disebut sebagai gambut. Terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan, sampah hutan, atau lumut yang cepat membusuk yang terdekomposisi dan terendapkan dalam air. Penggunaan Histosol paling ekstensif adalah sebagai lahan pertanian, terutama untuk tanaman sayur-sayuran seperti buncis, kacang panjang, bayam, dan lain-lain. Histosol menyusun sekitar 1% dari daratan dunia.






  • Inceptisol




adalah tanah-tanah yang menyebar mulai di lingkungan iklim semiarid (agak kering) sampai iklim lembap. Memiliki tingkat pelapukan dan perkembangan tanah yang tergolong sedang . Umumnya tanah ini bekembang dari formasi geologi tuff volkan, namun ada juga sebagian yang terbentuk dari batuan sedimen seperti batu pasir (sandstone), batu lanau (siltstone), atau batu liat (claystone). Merupakan tanah yang berkembang belum matang (immature) dimana proses pedogenesis baru dimulai.


Penggunaan untuk pertanian beraneka ragam hutan, rekreasi, yang berbahaya adalah yang mengandung horizon sulfurik (cat clay).Pemanfaatannya pun oleh manusia bervariasi sangat luas pula, mulai untuk bercocok tanam hortikultura tanaman pangan, sampai dikembangkan sebagai lahan-lahan perkebunan besar seperti sawit, kakao, kopi, dan lain sebagainya, bahkan pada daerah-daerah yang eksotis, dikembangkan pula untuk agrowisata. Inceptisol menyusun sekitar 17% dari tanah dunia di luar daratan es.






  • Mollisol




adalah tanah yang mempunyai horison (lapisan) permukaan berwarna gelap yang mengandung bahan organik yang tinggi. Tanah ini kaya akan kation-kation basa, oleh karena itu tanah ini juga tergolong sangat subur. Merupakan tanah yang memiliki epipedon mollik sampai kedalaman 180 cm dan KB (NH4OAc) ≥ 50%. Tanah berwana gelap akibat bayak mengandung bahan organik (melanisasi) terdapat di AS dan bukit kapur.


Mollisol secara karakter terbentuk di bawah rumput dalam iklim yang sedang. Tanah ini tersebar luas di daerah-daerah stepa di Eropa, Asia, Amerika Utara, dan Amerika Selatan.Walaupun dikatakan subur (dengan kondisi yang dijelaskan di atas), namun intensitas pengelolaan dan pemanfaatannya relatif masih rendah. Mollisol diperkirakan meliputi luasan sekitar 7% dari tanah dunia.






  • Oxisol




adalah tanah yang telah mengalami pelapukan tingkat lanjut di daerah-daerah subtropis dan tropis. Kandungan tanah ini didominasi oleh mineral-mineral dengan aktivitas rendah, seperti kwarsa, kaolin, dan besi oksida. Merupakan tanah mineral yang kaya akan seskuioksida, telah mengalami pelapukan lanjut. Terdapat didaerah khatulistiwa. Dicirikan dengan adanya horizon oksik pada kedalaman <1,5 m.


Banyak digunakan untuk perladangan dan subsistem. Tanah ini memiliki kesuburan alami yang rendah. Reaksi jenis tanah ini adalah masam, kandungan Al yang tinggi, unsur hara rendah, sehingga diperlukan pengapuran dan pemupukan serta pengelolaan yang baik agar tanah dapat menjadi produktif dan tidak rusak. Oxisol meliputi sekitar 8% dari daratan dunia. Adapun di Indonesia, banyak dijumpai di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.






  • Spodosol




merupakan tanah yang terbentuk dari proses-proses pelapukan yang di dalamnya terdapat lapisan iluviasi (penumpukan) bahan organik berkombinasi dengan aluminium (dengan atau tanpa besi). Merupakan tanah yang dicirikan oleh adanya lapisan pasir masam berwarna putih abu-abu (horizon albik)diatas lapisan lempung berpasir yang berwarna gelap, banyak digunakan untuk hutan dan pasture.


Tanah ini cenderung tidak subur (kurus unsur hara) dengn pH masam. Sebaiknya tanah Spodosol tidak dijadikan lahan pertanian, tetapi tetap dibiarkan sebagai hutan. Selain kesuburannya rendah, tanah ini juga peka terhadap erosi karena teksturnya berpasir sehingga cenderung gembur (remah). Spodosol menyusun sekitar 4% lahan-lahan di dunia.






  • Ultisol




adalah tanah-tanah yang terbentuk di daerah yang lembap. Mengingat beberapa kendala dari tanah Ultisol, baik ditinjau dari segi fisik, kimia, maupun biologinya. Merupakan tanah dengan horizon argilik atau kandik bersifat masam dengan KB <35%, kadar Al tinggi merupakan penghambat untuk pertanian, maka tanah ini sebaiknya tidak digunakan untuk pertanian tanaman pangan terlalu intensif, dalam arti jangan ditanami tanaman semusim sepanjang tahun, tetapi perlu diselingi dengan tanaman pupuk hijau, serta lebih ditingkatkan penggunaan dan penanaman berbagai jenis tanaman leguminosa.Ultisol diperkirakan meliputi sekitar 8% dari lahan-lahan di dunia.






  • Vertisol




adalah tanah yang memiliki sifat khusus, yakni mempunyai sifat vertik, karena mengandung banyak mineral liat yang mudah mengembang apabila basah atau lembap, tetapi kembali mengerut apabila kering. Akibatnya, tanah ini seringkali mengalami perubahan volume dengan berubahnya kelembapan. Oleh karena itu, tanah ini dicirikan mempunyai rekahan yang membuka dan menutup secara periodik.


Sifat fisiknya yang konsisten keras, menjadikan tanah ini termasuk berat untuk diolah. Merupakan tanah yang berkembang akibat adanya musim kering dalam setiap tahun, didaerah paling kering tanah hanya basah 1-2 bulan, didaerah paling basah tanah hanya kering beberapa minggu, ciri2 : (1) Mengembang mengerut (2) Memiliki slickenside, (3) Tofografi gilgai. Tanah ini diperkirakan meliputi 2% dari daratan di dunia.




Tanah Regosol


Tanah regosol adalah tanah berbutir kasar dan berasal dari material gunung api. Tanah regosol berupa tanah aluvial yang baru diendapkan. Material jenis tanah ini berupa abu vulkan dan pasir vulkan.

Tanah regosol merupakan hasil erupsi gunung berapi, bentuk wilayahnya berombak sampai bergunung, bersifat subur, tekstur tanah ini biasanya kasar, berbutir kasar, peka terhadap erosi, berwarna keabuan, kaya unsur hara seperti P dan K yang masih segar, kandungan N kurang, pH 6 – 7, cenderung gembur, umumnya tekstur makin halus makin produktif, kemampuan menyerap air tinggi, dan mudah tererosi.




Regosol Abu Vulkanik


Ciri-ciri tanah regosol abu vulkanik:



  1. Terdapat di sekitar bangunan api dengan visiografi vulkanik fan

  2. Semua bahan vulkanik hasil eropsi gunung berapi berupa debu, pasir, kerikil, batu, bom dan lapili.

  3. Bahan kasar di tengah lahan halus di tepi

  4. Kaya hara tanaman kecuali N tapi belum terlapuk sehingga perlu pupuk organik, pupuk kandang, dan pupuk hijau.

  5. Umumnya tekstur makin halus makin produktif




Regosol Bukit Pasir


Ciri-ciri tanah regosol bukit pasir



  1. Terdapat di sepanjang pantai (Cilacap, Parangtritis, Kerawang).

  2. (Sand dunes) bukit pasir terbentuk dari pasir di pantai oleh gaya angin yang bersifat deflasi dan akumulasi.

  3. Pasir kasar terletak dekat garis pantai makin halus makin jauh.

  4. Umumnya tekstur kasar mudah diolah, gaya menahan air rendah, dan permeabilitas baik.

  5. Makin tua tekstur makin halus dan permeabilitas kurang baik Kaya unsur hara.




Tanah Mediteran / Tanah Kapur


Tanah mediteran adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan yang kapur.

Proses terbentuknya : hasil pelapukan batuan kapur keras dan sedimen



  1. Ciri-ciri : Warna putih kecoklatan, keras, tidak subur

  2. Pemanfaatannya : untuk pertanian tegalan, hutan jati

  3. Persebaran : Pegunungan Jawa Timur, Nusa Tenggara, Jawa Tengah, Sulawesi, Maluku, Sumatera




Demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.id mengenai Jeni Tanah : Pemanfaatan, Reegosol, Terarosa Laterit, Mediteran, Kapur, Mergel, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.



Sumber jk.com


EmoticonEmoticon