Senin, 02 November 2020

Teknik Sipil Dan Lingkungan Ipb (Nabila)

Halo intipers. Perkenalkan nama saya Nabila Salsabila. Saya mahasiswa jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan IPB angkatan 2016. Disini saya ingin sharing seputar jurusan kuliah aku ialah   yang sudah saya lalui hingga 8 semester. Yuk, simak pengalaman saya.


Bagi sobat-sobat yang hendak bertanya atau diskusi, mampu komen di bawah artikel ini. Kalau sempat akan dibalas ya, jawabannya akan masuk ke email kalian kok. Pastikan kalian baca sampe beres dulu artikel ini sebelum bertanya.


Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan itu seperti apa ya?


Teknik Sipil? Apaan tuh? yang bangkit-berdiri rumah? Pengertian formalnya sih, ilmu teknik sipil itu ilmu teknik yang mempelajari perihal bagaimana mendesain, membangun, merenovasi gedung, infrastruktur publik, dan juga lingkungan. Kalau teknik Lingkungan? Ini jurusan yang fokusnya mempelajari teknik untuk menyelamatkan dan merekayasa lingkungan hidup berupa air, tanah dan udara. Semacam avatar gitu ya? Makara mampu dikatakan Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan ini campuran dari jurusan Teknik Sipil dan Teknik Lingkungan. Kaprikornus berasa kuliah di dua jurusan. Fakta menariknya ialah, jurusan yang memadukan Teknik Sipil dan Teknik Lingkungan ini cuma kamu jumpai di IPB dan UGM loh.


Apa saja yang dipelajari di jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan IPB?


Cukup banyak dan bermacam-macam sekali. Mulai dari desain, penyusunan rencana pondasi, struktur, mekanika, pengolahan limbah, dan lain-lain. Kalau disederhanakan, sebagian besar terdiri dari hitungan, analisis, dan juga rancangan. Di semester 3-4, mata kuliah yang dipelajari sebagian besar berupa dasar. Semester 5 lebih menonjolkan ke teknik sipil, sementara semester 6 lebih banyak ke arah teknik lingkungan. Di semester 7, mata kuliah akan lebih berorientasi pada solusi proyek tertentu, seperti pembuatan jalan, tata ruang perkotaan dan sebagainya.


Dua mata kuliah semester 3 yang biasanya yang dianggap berat oleh mahasiswa baru itu gambar teknik dan ilmu ukur tanah, karena kedua mata kuliah ini lebih menitikberatkan di praktikum dibandingkan dengan kuliah.  Praktikum gambar teknik pada mulanya diwajibkan menggambar secara manual. Gambarannya dimulai dari yang sederhana mirip jenis arsiran, gambar perspektif, hingga gambar suatu rumah secara utuh dari mulai pondasi hingga atapnya. Salah sedikit, niscaya ngulang. Tapi di pertengahan semester dilanjutkan dengan pemberian komputer. Mata kuliah Ilmu Ukur Tanah pada mulanya kita akan berguru bagaimana pemetaan di lapangan. Bawa alat yang berat, panas-panasan, bila hujan harus ditunda, kadang harus praktikum di hari libur. Tapi selanjutnya praktikumnya menggunakan teknologi seperti GPS, drone, maupun penginderaan satelit. Hal ini dimaksudkan agar kita mengetahui betul desain dari mata kuliah itu, bukan sekadar hebat memakai alat saja.


Laporan praktikum di semester 3 juga lazimnya individu dan ditulis tangan. Di semester 4-7, peran dan laporan tidak lagi ditulis tangan dan pada umumnya peran kalangan. Di semester 7 nyaris tidak ada lagi peran individu.


Mitos Atau Fakta?


Perempuan di teknik itu hanya mitos? Kalaupun ada niscaya digenitin sama cowo-cowo.


Banyak kok anak teknik yang wanita, salah satunya aku. Bahkan di jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan IPB,  laki-laki:perempuan itu 60:40 kok. Perempuan-perempuan teknik itu strong, dan banyak yang lebih bakir ketimbang laki-laki. Kalau soal digenitin, yah 1:1000 kemungkinan. Soalnya anak teknik itu kan solid dan kompak, jadi wajar bila orang ngeliatnya seperti ‘modus’ laa.


Mahasiswa teknik Sipil dan Lingkungan ga pernah mandi bila kuliah?


Jahat @_@ Iya sih jam kuliah, praktikum, dan tugas-peran menciptakan kita suka begadang, dan kelihatan ga semangat di pagi hari. Tapi ya jika mau kuliah tetap mandi dahulu dong. Malahan, ga jarang kawan-mitra perempuan saya rela bangun lebih pagi untuk skincare an dulu.


Kuliah Teknik Lingkungan kerjaannya mungut-mungut sampah?


Ya ga sepenuhnya salah si. Nyatanya memang ada mata kuliah yang berhubungan dengan pengelolaan limbah. Tapi ga sekadar itu kok. Di jurusan ini juga dipelajari bagaimana membangun infrastruktur lingkungan, penjernihan air, bahkan mendesain kenyamanan di dalam ruangan. Ruangan aja mampu dibentuk nyaman, terlebih kau…hiya


Di jurusan ini anaknya solid-solid banget ya?


Kalau yang ini bener banget. Mungkin alasannya sudah biasa dibebani dengan banyak peran yang mewajibkan koordinasi, karenanya semakin kompak. Tapi bukan hanya untuk persoalan akademik, mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan sudah biasa solid dalam segala acara juga loh.


Konsentrasi atau golongan keterampilan Teknik Sipil dan Lingkungan IPB


Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan di IPB sendiri memiliki 4 divisi(bagian) yang menjadi fokus utama dari setiap mata kuliah, adalah divisi Teknik Struktur dan Infrastruktur, Teknik Lingkungan, Teknik Sumberdaya Air, dan Teknik Geomatika. Waduh apalagi tuh?


Teknik Struktur dan Infrastruktur ini sering disebut divisi ‘sipil kering’ atau kadang kala juga disebut ‘sipil banget’ karena mata kuliah yang terdapat di divisi ini merupakan mata kuliah yang biasa ditemui di jurusan Teknik Sipil pada umumnya mirip konstruksi, mekanika, pondasi, jalan dan jembatan dan masih banyak lagi. Kalau teknik lingkungan sebaliknya. Mata kuliah di divisi ini biasa dijumpai di jurusan Teknik Lingkungan mirip pengelolaan sampah, limbah cair, green building, dan lainnya. Teknik Sumberdaya Air disebut juga selaku ‘sipil basah’ dimana kita mempelajari wacana air dan pengendaliannya. Loh jadi beneran kita akan belajar jadi avatar? Ya enggak dong. Mengendalikan airnya dengan bangunan air untuk memberi faedah serta menangkal banjir. Yang terakhir teknik Geomatika. Disini kita bermain dengan data spasial (keruangan).


Jadi sesudah masuk jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan IPB kita harus pilih divisi ?


Tidak, selama proses perkuliahan sejak semester 3-7 semua mahasiswa akan mempelajari semua mata kuliah dari keempat divisi tersebut. Konsentrasi peminatan datas dipakai ketika penyusunan skripsi dikala tingkat selesai.


Praktikum Teknik Irigasi di Cianjur


Jangan kuliah teknik. Itu berat. Aku gaakan kuat. Biar kau saja


Kuliah Teknik Sipil dan Lingkungan memang ga mudah kawan, tetapi bukan alasan untuk mengalah. Nih ada beberapa kiat untuk kawan-kawan maba  yang kepalang ‘kecebur ‘ ke jurusan ini



  1. Banyak-banyakin berdoa. Kawan-kawan jangan hanya minta dikirim duit bulanan aja sama ortunya, tetapi minta kiriman doanya juga ya. Kalau yang ini sih berlaku untuk semua jurusan.

  2. Jalin keakraban,  baik dengan teman sesama angkatan, maupun kating. Apalagi sobat seangkatan tuh. Kedepannya kalian akan saling memerlukan dalam banyak hal.

  3. Jangan menangguhkan -nunda. Seperti kata Squidward, untuk apa dilaksanakan kini kalau mampu dilakukan besok. Nyatanya tugas tidak akan semakin mudah kawan. Kalau kamu menangguhkan apa yang bisa kamu lakukan hari ini, maka hari esok akan menumpuk tugas baru.

  4. Asah soft skill. Kamu juga mampu membuatkan bakatmu di luar bidang teknik Sipil dan Lingkungan.

  5. Pintar-akil mengatur waktu. Setiap orang punya cara mengendalikan waktunya. Ada yang impulsif saja, ada yang harus bua schedule berkala jelas. Apapun caranya, jangan hingga tidak ada waktu untuk hal yang penting mitra.

  6. Jangan lupa olahraga dan minum susu.


Prospek Lulusan Teknik Sipil dan Lingkungan


Luas. Pake banget. Kalian mampu menjadi Site Engineer di suatu proyek, site manager, konsultan sipil, konsultan lingkungan, auditor lingkungan, jago K3, Green Building Consultant, Industri petrokimia, dosen, peneliti, Developer properti, wirausaha, bahkan di bidang pemerintahan.


Wow ternyata donasi lulusan teknik sipil dan lingkungan untuk kemajuan bangsa  begitu besar ya? Iya dong kawan. Kuliahnya cukup berat, pekerjaanya menanggung amanah besar, sayang banget ya kalau dinodai dengan korupsi.


Kode konten: X280



Sumber we.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)