Sabtu, 27 Maret 2021

Organisasi Dan Volunteer Menjadi Embel-Embel Kehidupan Kuliah

Halloooo seluruhnya 🙂 sebelumnya aku mau memperkenalkan diri terlebih dulu yaa hehehe, nama lengkap saya Fitri Tyas Sari dan umumdipanggil Fitri Tyas untuk sehari-hari jika sedang di kampus. Alhamduliilah saya sudah menuntaskan sidang skripsi pada 12 Agustus 2019 di Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS), Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Universitas Negeri Jakarta (UNJ) angkatan 2015. Saya diterima di Program Studi P.IPS UNJ lewat jalur SBMPTN. Oh ya, kali ini saya mau mengembangkan kisah pengalaman organisasi dan aktivitas volunteer selama aku kuliah.


Seperti pada umumnya mahasiswa gres yang masih “ambisius” untuk meraih IPS (Indeks Prestasi Semester) dengan hasil cumlaude, saya pun demikian dikala memasuki kurun awal kuliah. Mendengar kisah kerabat sepupu disaat kumpul hari raya Idul Fitri tahun 2015 bahwa mereka sukses menerima IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) 3,5 kemudian 3,7 dan hampir semua kerabat aku yang sedang kuliah pada saat itu lebih banyak didominasi mendapatkan IPK cumlaude. Disini lah ajaran aku mulai terbentuk untuk mampu berhasil mirip kerabat aku.


Dimulai dari semester 1, saya mulai menuliskan IP harapan aku yang mesti berhasil saya raih disetiap semester nya. Pada dikala itu, aku mempunyai impian untuk tetap menuliskan sekurang-kurangnyaIP di setiap semester nya yaitu IP 3,50 dan sebisa mungkin terus meningkat disetiap semesternya. Menurut aku dengan cara yang seperti ini, sangat faktual karena memacu kita untuk bersungguh-sungguh belajar, jangan lalai menjalankan sesuatu, maksimal dalam melaksanakan peran seperti paper, UTS, UAS, kuis, peran individu, aktif dikala dikelas, dsb. Semua itu perlu strategi, semangat, kepercayaan, berdoa dan penting sekali untuk mempunyai siklus pertemanan yang (bila bisa) juga ada yang rajin dan punya keinginan mirip kita.


Tapi……., karena hal itulah pada awalnya aku takut untuk mendaftarkan diri mengikuti acara organisasi baik di tingkat jurusan, fakultas, dan universitas. Saya sungguh takut jikalau telah aktif berorganisasi nantinya justru akan memupus cita-cita aku untuk bisa meraih IP cumlaude di setiap semester.


Saya sungguh bersyukur mempunyai sahabat-sobat dikelas yang memang mereka sama dengan aku yakni mempunyai sasaran untuk cumlaude di setiap semesternya. Namun yang membedakan dengan aku ialah mereka memiliki keinginan untuk aktif dikampus. Tanpa aku pahami, sobat-teman aku mendaftarkan saya untuk menjadi panitia pada aktivitas lomba cerdas cermat tingkat SMP se-JABODETABEK yang diselenggarakan oleh mahasiswa BEM jurusan saya.


Saya sangat terkejut dan takut. Tapi, seluruhnya menyemangati aku dan berkata “Lu pasti mampu kok, kan ada kita. Kita semua pada daftar.” Pelan-pelan aku mulai damai, dan saya ingin pertanda kalau aku juga mampu survive meskipun dengan adanya kegiatan yang aku ikuti.


Saya ingat betul pada dikala aku sedang mengerjakan power point untuk penyajian, saya melirik HP aku yang sering bergetar dan banyak notifikasi. Setelah saya buka, ternyata saya sudah masuk kedalam grup tim pembuat soal untul lomba pintar cermat (LCC) tersebut. Tak usang lalu, dibagikan masing-masing job desk anggota. Tim pembuat soal ialah tim dengan anggota paling sedikit yaitu cuma 6 orang saja, sudah tergolong ketua. Sedangkan yang yang lain, lebih dari 10 bahkan ada yang 15 orang.


Setelah terbentuknya tim, maka akan dibentuk acara rapat.  Diketahui bahwa (seingat saya ada 5 tahap ya) untuk bisa hingga ke tamat. Belum sampai setengah jalan, ada salah satu anggota yang mengundurkan diri, sehingga otomatis beban masing-masing anggota menjadi bertambah. Pada ketika itu, masing-masing anggota mesti membuat 200 soal dan 50 soal cadangan. 250 soal tersebut gres hingga tahap ke 3 ya, untuk tahap 4 dan 5 nya membuat soal lagi sebanyak 150 soal, dan tingkat kesusahannya lebih dari soal sebelumnya. Semua soal tersebut sebelum dilombakan, juga harus minta perizinan dosen apalagi dulu, apakah sudah sesuai atau belum atau bahkan ada masukan yang lain.


Mengingat LCC ini mampu disertai oleh kelas 7, 8, dan 9 maka kita juga mesti menciptakan dan menyesuaikan dengan apa yang peserta lomba pelajari. Bagi aku, ini merupakan hal yang tidak gampang terlebih untuk saya selaku MABA. Deadline cuma 1 ahad, hal ini dimaksudkan biar kami lebih cepat selesai melakukan dan membicarakan nya bantu-membantu.


Alhamduliilah, aku berhasil menyelesaikannya sempurna sesuai tenggat waktu. Disaat minggu tersebut, saya juga sedang sarat melaksanakan peran serempak dengan UTS. Singkat cerita,alhamdulillah IP saya di semester 1 diatas sasaran yang aku memutuskan. Karena hal tersebut, akhirnya membuat saya lebih berani untuk mengikuti organisasi dan banyak sekali kepanitian dikampus.


Hal yang aku pelajari dan saya coba terapkan untuk diri aku yakni nikmati segala proses nya, jangan takut untuk mengawali dan jangan menangguhkan apa yang harus kita lakukan di setiap taget kita. Jangan takut tidak mampu, jangan ragu untuk bercerita atau konsul dengan sahabat / sahabat / kakak tingkat supaya kau menjadi lebih kuat.  Jangan takut untuk keluar dari zona nyaman, siapa tahu mampu jauh mengeksplore hal baru yang kita peroleh dan bisa juga menjadi hal menyenangkan untuk kita tekuni lebih dalam. Perhatikan kesehatan juga ya, dan paling terpenting adalah berdoa.


Bermula dari menjadi panitia tim pembuat soal, kemudian disemester 3 simpulan,  aku mendaftarkan diri selaku staf kewirausahaan BEM jurusan. Setelah mengikuti tahap seleksi, alhamdulillah saya terpilih dan aku diberikan iktikad untuk mengerjakan proker (program kerja) Id Card mahasiswa BEM dan BLM jurusan. Kurang lebih seingat aku ada 150 anggota BEM & BLM terdiri dari angkatan 2015 dan 2016 yang saya harus buatkan id card nya. Saya diamanahi sebab mereka percaya dengan kemampuan aku yang bisa mendesain.


Disaat aku diberitahu bahwa proker saya telah harus mulai berlangsung dan diberitahu tenggat waktu nya, saya segera berguru kembali rancangan secara belajar sendiri (aku ada basic sedikit sebab aku SMK jurusan Mutimedia). Disaat tersebut, saya juga sedang melakukan ajuan PKM (Program kreativitas Mahasiswa) yang diselenggarakan oleh KEMENRISTEKDIKTI, dan lagi-lagi saya diamanahi untuk bergabung menjadi tim pembuat soal LCC kembali. Saya mengerjakan hal tersebut secara bersama-sama dan tak lupa juga dengan peran kuliah (seingat aku itu semua aku kerjakan ditengah-tengah semester, mau memasuki UTS). Meskipun di minggu-ahad tersebut waktu tidur saya sangat sedikit sekali (alasannya adalah kebanyakan begadang), alhamduliilah saya mengerjakan semuanya dengan tenang.   Hah? tujuannya apa sih? Kaprikornus ya, jangan terlalu sering ngedumel (marah-marah) sebab hal ini (menurut aku) ngebentuk hati jadi susah tulus, nanti malah yang ada kalau dilaksanakan nya setengah-setengah, pasti akan ada konsekuensi nya.


Terus, caranya semoga mood cantik gimana? Kalau aku sendiri, gampang & simple banget yakni cuma perlu nonton video/konten horor di youtube (seperti jurnal risa, dll), dengerin lagu (namun ngga pake headset) + minum sirup dingin. Sebisa mungkin, kamu juga sambil melaksanakan hal-hal yang kamu sukai. Tapi,….jangan kelamaan…nanti jadi numpuk peran nya.


Ada cara lain nggak? ada dong…..bila saya senantiasa punya buku catatan sendiri untuk mencatat segala tugas-tugas beserta target selesainya. Semisal untuk acara saya tersebut, saya membaginya seperti : bila ada peran kuliah sebisa mungkin dicicil bertahap dahulu ya, kemudian 2 jam untuk menjalankan id card,  2-3 jam selanjutnya membuat soal    dan selanjutnya mengerjakan proposal. Intinya, lihat dan urutkan yang paling prioritas dan sekiranya cukup berat untuk dilaksanakan. Jika cukup berat untuk dilaksanakan, maka harus dicicil jauh-jauh hari dari deadline ya.


Singkat kisah, alhamdulillah saya sukses lewat itu semua dengan perolehan IP yang lebih meningkat, dan program PKM aku beserta sobat-sobat satu kalangan berhasil masuk 100 besar dari 320 Karya Tulis Imiah PKM di UNJ. Oh iya, pada proses tersebut juga alhamdulillah saya sukses mendapatkan beasiswa WIC (Women International Club) Jakarta sampai saya semester 8 dan alhamdulillah diberi biaya untuk skripsi juga :).


Setelah kurun jabatan di BEM jurusan rampung, saya kemudian mengikuti aktivitas volunteer. Pada aktivitas volunteer yang aku ikuti, saya berupaya untuk menchallenge diri aku untuk tidak mengajak teman, dan mengikuti kegiatan volunteer di luar kampus. Hal ini aku lakukan untuk mengetahui bagaimana diri saya merespons banyak sekali situasi baru.


Kegiatan volunteer yang pertama kali aku ikuti adalah menjadi abang pengajar di Yayasan Budaya Mandiri (YBM) Batch 5. Kegiatan volunteer disetiap batch nya dilakukan 3-4 bulan. Saya sangat bersyukur mampu berbagi ilmu, keceriaan, dan pengalaman dengan adik-adik dari keluarga pra-makmur. Adik-adik di YBM ialah adik-adik yang dominan orang bau tanah nya melakukan pekerjaan selaku pemulung. Pada batch ini saya diamanahi untuk mengorganisir perpustakaan mencar ilmu YBM beserta pelaksanaan program-program perpustakaan.


Kegiatan Volunteer selanjutnya ialah alhamdulillah saya terpilih menjadi abang surat untuk anak sungai (adik sungai) Kec. Lumbis, Kab. Nunukan, Kalimantan Utara. Anak Sungai menghadapi tantangan budaya menikah di usia dini sehingga memerlukan tugas kakak Surat dalam  menawarkan berita, motivasi dan memberi kasih sayang secara personal. Kegiatan utamanya yakni menulis surat yang dijalankan selama 1 tahun sesuai dengan agenda. Pada dikala itu, saya juga menciptakan surat lebih menawan dengan banyaknya gambar-gambar yang aku buat sendiri dan berupaya memotivasi adik aku yang berjulukan Dapi, dia bercita-cita menjadi guru matematika dan kegemaran bermain futsal. Program ini merupakan program yang digagas oleh PM (Pengajar Muda) dari Indonesia Mengajar.


Masih berhubungan dengan kakak surat, acara volunteer yang saya ikuti yang lain adalah menjadi kakak PANDA (Harapan Anak Indonesia)   untuk adik di Tasikmalaya dari Komunitas Sahabat Pulau Indonesia. Kegiatannya yaitu mengirim surat, dan memperlihatkan kontribusi setiap bulannya untuk membantu pendidikan adik PANDA.   Pada bulan Juli tahun ini, aku juga menjadi volunteer pada acara bazar Banjar 2019 selama satu minggu.


Pada tamat tahun ini, saya terpilih menjadi volunteer dalam kegiatan sosial yang diselenggarakan oleh Sedekah Buku Indonesia (SBI).


Pesan saya, jangan takut untuk memulai sesuatu dan men judge diri sendiri tidak mampu. Semua berproses, lingkungan yang baik sangat berpengaruh sekali untuk membentuk diri kita. Jangan lupa untuk sharing dengan abang tingkat/sobat sejawat/keluarga jika kamu takut untuk memulai sesuatu. Semuanya harus dilatih perlahan, dan pada karenanya sampai sat ini justru aku sungguh ketagihan untuk ikut acara sosial terutama pada fokusnya yaitu pendidikan, lingkungan, dan derma anak.


Tentang Penulis : Fitri Tyas Sari


Mahasiswi Program Studi Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta angkatan 2015. Saat ini sedang mengikuti berbagai aktivitas kerelawanan, mengikuti aneka macam lomba dan bercita-cita menlanjutkan kuliah S2 dengan beasiswa(aamiin3x), mulai belajar melatih diri untuk produktif dalam dunia menulis.


 


Kode Konten : KL025


 



Sumber we.com


EmoticonEmoticon