Kamis, 27 Februari 2020

Observasi Biopori Untuk Menentukan Laju Resap Air Menurut Variasi Umur Dan Jenis Sampah

https://lapor.ukp.go.id/images/stream/ tindaklanjut/e513c4e38426e97 6f80b22c08f9a0 d55.jpg

BelajarSipil.com – Banjir atau limpasan yang terlalu besar pada permukaan menjadikan aneka macam kerugian bagi masyarakatyang bermukim disekitarnya. Permasalahan limpasan yang besar ini tentunya tidak terjadi begitu saja. Ada sebab yang menimbulkan sebuah limpasan berkembangdan lebih besar dari umumnya.


Katersediaan lahan yang ada untuk meresapkan air hujan di daerah pada penduduk mulai berkurang. Inilah yang mendasari beberapa orang meneliti wacana Biopori. Biopori mampu dijadikan suatu penyelesaian murah untuk menangani banjir atau limpasan yang besar daerah pemukiman atau non-pemukiman. Bipori dapat meresapkan air yang mengalir lewat lubang-lubang yang sudah di buat di dasar drainase atau kebum warga. Dengan mengisi lubang tersebut dengan sampah organik, air lalu menyebar selaku proses infiltrasi. Dengan kian banyaknya lubang biopori, tampang air tanah dibutuhkan mampu naik dan memadai keperluan warga.


Artikel ini memperkenalkan teknologi biopori yang mampu mengurangi limpasan air hujan (run-off) dengan meresapkan lebih banyak volume air hujan ke dalam tanah, dengan membentuk liang/pori-pori dalam tanah lewat  aktifitas proses degradasi sampah organik oleh mikroorganisme dan organisme dalam tanah, sehingga mampu menghemat kemungkinan terjadinya banjir.


Penelitian yang digarao oleh R.T. Sibarani dan Didik Bambang S ini bermaksud untuk memilih laju resap air pada lubang biopori menurut variasi umur dan jenis sampah. Penelitian dijalankan dalam skala lapangan yaitu di tempat Medokan Semampir dan Rungkut Kidul. Variabel yag dipakai yaitu kombinasi umur dan jenis sampah, mencakup sampah daun, sampah kulit buah dan sampah sayuran. Sedangkan umur sampah selama 7, 14, dan 21 hari. Dimensi lubang biopori dibentuk dengan kedalaman 80 cm, dan diameter 15 cm.


Pada penelitian ini ditemukan jenis sampah kulit buah dengan umur sampah 14 hari lebih besar dalam meresapkan limpasan dengan laju resap air sebesar 1,463 x 10-4 L/ dtk/ cm2 di kawasan Medokan Semampir, dan umur sampah 7 hari dengan laju resap 0,224 x 10-4 L/ dtk/ cm2 untuk sampah kulit buah di tempat Rungut Kidul, dengan karakteristik dan level air tanah dalam hal ini sungguh kuat besar atas hasil kinerja biopori.


Baca file lengkap: Penelitian Biopori Untuk Menentukan Laju Resap Air Berdasarkan Variasi Umur Dan Jenis Sampah.pdf



Sumber we.com


EmoticonEmoticon